Minggu, 30 Oktober 2011

Ide dan Peluang Dalam Kewirausahaan


Ide Kewirausahaan


Ketangguhan wirausaha sebagai penggerak ekonomi terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai barang yang lebih baik. Nilai dapat diciptakan dengan mengubah tantangan menjadi peluang. Peluang dapat diciptakan melalui ide-ide kreatif dan inovatif.


Agar ide menciptakan nilai potensial (peluang usaha) wirausaha perlu mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi dengan cara :


1.Pengurangan kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif.

2.Penyebaran risiko pada aspek yang paling mungkin.

3.Pengelolaan risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi


1.Risiko pasar atau pesaing

2.Risiko Finansial

3.Risiko teknik


Sumber-sumber Potensial Peluang


Sumber peluang potensial dapat digali dengan cara :


1. Menciptakan produk baru yg bebeda

2. Mengamati pintu peluang

3. Menganlisis produk dan proses secara mendalam

4. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi


Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan


Wirausaha adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda atau kemampuan kreatif dan inovatif.


Kemauan dan kemampuan ini diperlukan untuk :


1. Menghasilkan produk atau jasa baru

2. Menghasilkan nilai tambah baru

3. Merintis usaha baru

4. Melakukan proses baru

5. Mengembangkan organisasi baru


Kemampuan kewirausahaan meliputi :


1. Self knowledge

2. Practical knowledge

3. Search skill

4. Foresight

5. Imagination

6. Computation skill

7. Comunication skill


Ada 10 Kompetensi Kewirausahaan


1. Knowing Your Business

2. Knowing the basic business management

3. Having the proper attitude

4. Having adequate capital

5. Managing finances effectively

6. Managing time efficiently

7.Managing People


Sumber : www.google.com

Satisfying customer by providing high quality product Knowing how to compete Copying with regulations and paperwork

Pendidikan Karakter Bangsa


Dalam acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2010 yang lalu, Menteri Pendidikan Nasional menentukan tema “Pendidikan Karakter untuk Keberadaban Bangsa”. Sungguh menjadi satu kejutan tersendiri bagi banyak orang yang sudah lama melupakan konsep Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang saat ini sudah tidak lagi diajarkan kepada siswa dan hanya tinggal menjadi sebuah nama dalam perjalanan sejarah masa lalu.


Tema tersebut juga mendapat sambutan yang luar biasa karena dianggap sebagai satu kebangkitan pendidikan karakter di negeri ini, ketika negeri ini makin dipenuhi oleh banyak pelaku korupsi, makelar kasus, dan video mesum. Korupsi, makelar kasus dan video mesum telah menjadi isu keseharian yang ramai dibahas dalam acara televisi. Sungguh tema Hardiknas itu mengingatkan kita bahwa bangsa ini sudah menjadi bangsa yang tidak civilized lagi. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya membangun bangsa yang beradab melalui proses pendidikan.


Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional RI

FAKTOR-FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN


David C. McClelland, mengemukakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh:


1. Motif berprestasi (achivement)

2. Optimisme (optimism)

3. Sikap-sikap nilai (value attitudes)

4. Status Kewirausahaan (entrepreneurial status)


Ibnoe Soedjono dan Roopke, menyatakan bahwa proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi dari:


1. Property Right (PR)

2. Competenc/ability (C)

3. Incentive (I)

4. External Environment (E)


Kemampuan berwirausaha (entrprenuerial) merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian dalam menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.


MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN


Kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, didukung oleh kejadian pemicu, di implementasikan, dan akhirnya tumbuh berkembang.


CIRI-CIRI TAHAP PERMULAAN DAN PERTUMBUHAN KEWIRAUSAHAAN


Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri penting, yaitu:


1. Tahap imitasi dan duplikasi

2. Tahap duplikasi dan pengembangan

3. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda


Dari prosesnya, Zimerer, membagi tahap perkembangan kewirausahaan menjadi dua, yaitu:


1. Tahap awal (perintisan)

2. Tahap pertumbuhan

3. Tahap Awal (Start-Up)


Tahap Pertumbuhan


A. Tujuan dan Perencanaan


1. Kesinambungan tujuan dan rencana pokok (menciptakan ide-ide ke pasar).

2. Tumbuh sederhana, efisiensi, orientasi laba, dan rencana, dan rencana langsung untuk mencapainya.


B. Sifat atau Ciri-ciri Kunci Personal:


1. Memfokuskan pada masa yang akan datang.

2. Pengambilan resiko yang moderat dengan tingkat toleransi yang tinggi terhadap perubahan dan kegagalan.

3. Pengetahuan teknik dan pengalaman inovasi pada bidangnya.

4. Sama seperti tahap awal.

5. Kapasitas untuk menempa selama pertumbuhan cepat, kemurnian organisasi dan kemampuan berhitung.

6. Pengetahuan manajerial dan pengalaman dengan menggunakan orang lain dan sumber daya yang ada.


C. Struktur pola sederhana dan luas dengan jaringan kerja komunikasi yang luas secara horizontal.


1. Otoritas pengambilan keputusan dimiliki oleh wirausaha.

2. Informal dan sistem kontrol personal.

3. Struktur yang fungsional atau vertikal, akan tetapi saluran komunikasi informal sering digunakan.

4. Mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada manajer level kedua.

5. Kuasi formal (yaitu tidak terlalu kompleks atau bekerja sama) dalam beroperasi.


LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN


1. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas.

2. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang.

3. Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya.

4. Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.


FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA


Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:


1. Tidak kompeten dalam manajerial.

2. Kurang berpengalaman, baik itu kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.

4. Gagal dalam perencanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai.

6. Kurangnya pengawasan peralatan.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan:


1. Pendapatan yang tidak menentu.

2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi.

3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama.

4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.


KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BERWIRAUSAHA


Keuntungan berwirausaha:


1. Otonomi

2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi

3. Kontrol finansial


Kerugian berwirausaha:


1. Pengorbanan personal

2. Beban tanggungjawab

3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal


Sumber : Mata Kuliah Kewirausahaan, Teknik Informatika -Universitas Widyatama

PROSES TERBENTUKNYA WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN SERTA USAHA KECIL-MENENGAH


Perbedaan penekanan tentang studi mengenai kewirausahaan :


* Dalam teori ekonomi, ditekankan pada identifikasi peluang yang terdapat pada pasar serta membahas fungsi inovasi dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis sehingga mempengaruhi ekonomi agregat.


* Dalam ilmu psikologi, ditekankan untuk meneliti karakteristik kepribadian wirausaha.


* Dalam ilmu sosiologi, ditekankan pada pengaruh dari lingkungan sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha.


Teori Life Path Change


Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990) penyebab wirausaha terbentuk tidak melalui proses yang direncanakan yaitu karena :


* Negative displacement

* Being between things

* Having positive pull


Teori Goal Directed Behaviour


* Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu.


Teori Pengambilan Keputusan


* Pengambilan keputusan adalah perpaduan dari kegiatan berpikir, memilih dan bertindak (Moore,1964)


* Pengambilan keputusan adalah suatu proses berpikir dan bertindak yang bermuara pada pemilihan prilaku tertentu sesuai dengan keputusan yang diambil (MacCrimmon,1976 dalam Djoealin 1980)


* Seseorang dapat menjadi wirausaha tanpa harus memiliki faktor keturunan, selama dia rajin dan tekun mendalami keputusannya (Sukardi,1991)


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan :


* Faktor yang berasal dari situasi lingkungan keputusan itu sendiri

* Faktor yang berasal dari dalam diri si pengambil keputusan.

*Faktor yang berasal dari situasi lingkungan keputusan itu sendiri

Ada tiga kondisi lingkungan keputusan berstruktur buruk yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan :


* Lingkungan keputusan yang tidak pasti.


* Lingkungan keputusan yang kompleks.


* Lingkungan keputusan yang merupakan situasi konflik.


*Faktor yang berasal dari dalam diri si pengambil keputusan.


Menurut Taylor & Dunnete (1976), ada empat atribut psikologis yang mempengaruhi strategi keputusan :


* Kemampuan perseptual.

* Kapasitas informasi.

* Kecenderungan untuk mengambil resiko.

* Tingkat aspirasi.


Teori Outcome-Expectancy


* Outcome Expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konsekuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu (Bandura,1986)


Jenis Outcome Expectancy menurut Bandura


* Insentif Primer

* Insentif Sensoris

* Insentif Sosial

* Insentif yang berupa token ekonomi

* Insentif yang berupa aktivitas

* Insentif status dan pengaruh

* Insentif berupa terpenuhinya standar internal

Tujuan Proses Pembentukan Wirausaha


Ada empat model tahapan pembentukan yaitu :


* Deficit equilibrium

* Pengambilan keputusan menjadi wirausaha

* Goal Directed Behavior

* Pencapaian tujuan

* Insentif token ekonomi

* Insentif aktivitas

* Insentif sosial, status dan pengaruh

* Insentif terpenuhinya standar internal


Peran Pendidikan dalam Proses Pembentukan Wirausaha

,/br>

* Pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan wirausaha. Kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena ia lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan, kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalaman lapangan, perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan wirausaha (Churchill,1987)


Sumber : Blogger

Kewirausahaan dilihat dari Berbagai Sudut Pandang dan Konteks


Pandangan Ahli Ekonomi


Menurut ahli Ekonomi, wrausaha adalah orang yang mengombinasikan factor-faktor produksi sepertii sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan factor-faktor produski , sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.


Pandangan ahli manajemen


Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru (Marzui Usman, 1997 :3). Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinas unsure-unsur internal yang meliputi inovasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.


Pandangan Psikolog


Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.


Sumber : Drs Suryana, M.Si “Kewirausahaan, Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Meuju Sukses” , Penerbit Salemba Empat.


Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/2000474-kewirausahaan-dilihat-dari-berbagai-sudut


Sabtu, 29 Oktober 2011

Disiplin Ilmu Kewirausahaan


Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai , kemampuan , dan perilaku seseorang dalam menghadai tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin akan dihadapinya. Dalam konteks bisnis menurut Thomas w Zimmeerer (1996) “Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.


Dulu kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak manusia lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan tapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorgansasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu untuk menjadi wirausaha yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup tapi juga harus memeiliki pengetahuan tentang segala aspek yang akan ditekuninya.


Dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad 20, kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa Negara, misalnya di Belanda dikenal dengan nama “ondermer”, di Jerman dikenal dengan nama “unternehmer”. Di beberapa Negara, kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, penyedian moda, penerimaan dan penanganan tenaga kerja dan lain-lain. Kemudian pada tahun 1950an , penddikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa Negara seperti di Eropa, Amerika, dan Kanada. Sedangkan di Indonesia, pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau eperguruan tinggi tertentu.

,/br>

Sumber : Drs Suryana, M.Si. “Kewirausahaan, Pedoman Praktis : KIat dan Proses menuju sukses , “Penerbit Salemba Empat “


Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/2000473-disiplin-ilmu-kewirausahaan

Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)


* Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.


* Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.


* Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.


* Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.


* Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.


* Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.


* Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.


* Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.


Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :


* Jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan.


* Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.


* Selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !” dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.


Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :


1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.


2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.


3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.


4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.


5. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.


6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.


7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.


8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.


9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.


10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)


Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106 – 109), terdiri atas :


1. mau kerja keras (capacity for hard work)

2. bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)

3. penampilan yang baik (good appearance)

4. yakin (self confidence)

5. pandai membuat keputusan (making sound decision)

6. mau menambah ilmu pengetahuan (college education)

7. ambisi untuk maju (ambition drive)

8. pandai berkomunikasi (ability to communicate)

Sumber : Blog Ade S

Proses Kewirausahaan

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :


1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.


2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.


3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi


4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.


Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).


Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma, 2007 : 10 – 12) :


1. proses inovasi 2. proses pemicu 3. proses pelaksanaan 4. proses pertumbuhan


Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :


* mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan * pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana * SDM : tenaga kerja yang dipergunakan * kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha * organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki * kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC) * Pemasaran : lokasi dan tempat usaha


Sumber : Ade S

Jiwa dan Sikap Wirausaha

Kewirausahaan dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa, dan karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras, kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.


Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya. Ia bebas merancang, menentukan, mengelolah, mengendalikan semua usahanya. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif berdaya, bercipta, berkarya dalam rangka meningkatkan pendapatan untuk kegiatan usahanya atau kiprahnya.


Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadi, keluarga, masyarakat. Akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya untuk mecapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya.


Sumber : Blog Andriya Apriyana

Karakteristik Kewirausahaan


Wirausahawan yang unggul yang mampu menciptakan kreativitas dan inovasi sebagai dasar untuk hidup, tumbuh dan berkembang umumnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang merupakan proses jangka panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan. Beberapa karakteristik yang melekat pada diri wirausahawan (Zimmerer, and Scarborough, 1998; Kuratko & Hoodgets, 2007) sebagai berikut:


1. Desire for responsibility


Wirausaha yang unggul merasa bertanggungjawab secara pribadi atas hasil usaha yang dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan sumberdaya sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan sumberdaya tersebut untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam jangka panjang haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan. Kemampuan untuk menanggung risiko usaha se¬perti: risiko keuangan, risiko teknik adakalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu meminimalkan risiko.


2. Tolerance for ambiguity


Ketika kegiatan usaha dilakukan, mau-tidak mau harus berhubung¬an dengan orang lain, baik dengan karyawan, pelanggan, pe¬masok bahan, pemasok barang, penyalur, masyarakat, maupun aturan legal formal. Wirausaha harus mampu menjaga dan mem-pertahankan hubungan baik dengan stakeholder. Keberagaman bagi wirausaha adalah sesuatu hat yang biasa. Kemampuan un¬tuk menerima keberagaman merupakan .suatu ciri khas wirausaha guna menjaga kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan dalam jangka panjang.


3. Vision


Wirausaha yang berhasil selalu memiliki cita-cita, tujuan yang jelas kedepan yang harus dicapai secara terukur. Visi merupakan filosofi, cita-cita dan motivasi mengapa perusahaan hidup, dan wi¬rausaha akan menterjemahkan ke dalam tujuan, kebijakan, ang-garan, dan prosedur kerja yang jelas. Wirausaha yang tidak jelas visi kedepan ibarat orang yang berjalan tanpa arah yang jelas, se¬hingga kecenderungan untuk gagal sangat tinggi.


4. Tolerance for failurer


Usaha yang berhasil membutuhkan kerja keras, pengorbanan balk waktu biaya dan tenaga. Wirausaha yang terbiasa dengan kreativitas dan inovasi kadangkala atau bahkan sering mengalami ketidakberhasilan. Proses yang cukup panjang dalam mencapai kesuksesan tersebut akan meningkatkan kepribadian toleransi terhadap kegagalan usaha.


5. Internal locus of control


Didalam diri manusia ada kemampuan untuk mengendalikan diri yang dipengaruhi oleh internal diri sendiri. Wirausaha yang ung¬gul adalah yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dari dalam dirinya sendiri. Kerasnya tekanan kehidupan, persaingan binis, perubahan yang begitu cepat dalam dunia bisnis akan meningkatkan tekanan ke-jiwaan balk mental, maupun moral dalam kehidupan kesehari¬an. Wirausaha yang mampu mengendalikan dirinya sendiri akan mampu bertahan dalam dunia bisnis yang makin komplek.


6. Continuous Improvement


Wirausaha yang berhasil selalu bersikap positif, mengangap peng¬alaman sebagai sesuatu yang berharga dan melakukan perbaikan terus-menerus. Pengusaha selalu mencarihal-hal baru yang akan memberikan manfaat balk dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Wirausaha memiliki tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif yang akan membawa konsekuensi menguntungkan dimasa depan.


7. Preference for moderate risk.


Dalam kehidupan berusaha, wirausaha selalu berhadapan dengan intensitas risiko. Sifat wirausaha dalam menghadapi resiko dapat digolongkan ke dalam 3 macam sifat mengambil resiko, yaitu risk seeking (orang yang suka dengan risiko tinggi), moderat risk (orang yang memiliki sifat suka mengambil risiko sedang), dan risk averse (orang memiliki sifat suka menghidari risiko) Pada umumnya wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk memilih risiko yang moderate/sedang, di mana ketika mengambil keputusan memerlukan pertimbangan yang matang, hal ini seja¬lan dengan risiko wirausaha yang apabila mengalami kegagalan di tanggung sendiri. Wirausaha akan melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman pribadi yang disesuaikan dengan perubahan lingkungan (Zimmerer, and Scarborough, 1998)


8. Confidence in their ability to success.


Wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi untuk meiakukan banyak hal dengan balk dan sukses. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakin¬an kepercayaan untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis.


9. Desire for immediate feedback.


Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan usaha menunut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan. Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.


10. High energy level


Wirausaha pada umumnya memiliki energi yang cukup tinggi dalam melakukan kegiatan usaha sejalan dengan risiko yang ia tanggung. Wirausaha memiliki semangat atau energi yang cukup tinggi dibanding kebanyakan orang. Risiko yang harus ditanggung sendiri mendorong wirausaha untuk bekerja keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bergairah dan mampu menggu¬nakan daya geraknya, ulet tekun dan tidak mudah putus asa.


11. Future orientation


Keuntungan usaha yang tidak pasti mendorong wirausaha selalu melihat peluang, menghargai waktu dan berorientasi kemasa depan. Wirausaha memiliki kecenderungan melihat apa yang akan dilakukan sekarang dan besuk, tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dilakukan kemarin. Wirausaha yang unggui selalu berusaha memprediksi perubahan dimasa depan guna meningkat¬kan kinerja usaha.


12. Skill at organizing


Membangun usaha dari awal memerlukan kemampuan mengor¬ganisasi sumberdaya yang dimiliki berupa sumber-sumber ekono¬mi berujud maupun sumber ekonomi tak berujud untuk mendapat manfaat maksimal. Wirausaha memiliki keahlian dalam melaku¬kan organisasi balk orang maupun barang. Wirausaha yang ung¬gul ketika memiliki kemampuan portofolio sumberdaya yang cu¬kup tinggi untuk dapat bertahan dan berkembang.


13. High Commitment


Memunculkan usaha baru membutuhkan komitmen penuh yang tinggi agar berhasil. Disiplin dalam bekerja dan pada umumnya wirausaha membenamkan diri dalam kegiatan tersebut guna ke¬berhasilan cita-citanya. Scarborough, et.all (2006) mengungkap¬kan step, langkah terakhir seorang wirausaha untuk meningkat¬kan kreativitas pendorong kewirausahaan adalah “work, work, work,….”


14. Flexibility


Perubahan yang begitu cepat dalam dunia usaha mengharuskan wirausaha untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan apabila tetap ingin berhasil. Kemampuan beradaptasi dengan per¬ubahan lingkungan merupakan modal dasar dalam berusaha, ber-tumbuh dan sukses. Fleksibilitas berhubungan dengan kolega se¬perti; kemampuan menyesuaikan diri dengan perilaku wirausaha lain, kemampuan bernegosiasi dengan kolega mencerminkan kompentensi wirausaha yang unggul.


Sumber : Program Pasca Sarjana IKJ

Hakikat dan Konsep Dasar Kewirausahaan



Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.



Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).



Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:


Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian


Jean Baptista Say (1816) Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.


Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan


Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :


1. memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, 2. memperkenalkan metoda produksi baru, 3. membuka pasar yang baru (new market), 4. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau 5. menjalankan organisasi baru pada suatu industri.


Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.


Harvey Leibenstein (1968, 1979) Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.


Israel Kirzner (1979) Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.


Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.


Peter F. Drucker Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.


Zimmerer Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).


Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.


Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.


Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta.


Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.


Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)


Sumber : Blogger

Sabtu, 01 Oktober 2011

Profil Kehidupan Pengusaha Sukses Bob Sadino.

Sosok berambut putih, bercelana pendek, dan kadang mengisap rokok dari cangklongnya ini begitu mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling. Ia adalah Bob Sadino, pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya. Beberapa kali wajahnya ikut tampil di beberapa sinetron hingga ke layar lebar, meski kadang hanya tampil sebagai figuran.


Penampilannya yang serba cuek itu ternyata sejalan dengan pola pikirnya yang apa adanya. Sebab, menurutnya, apa yang diraihnya saat ini adalah berkat pola pikir yang apa adanya itu. Ia menyebut bahwa kesuksesannya didapat tanpa rencana, semua mengalir begitu saja. Yang penting, adalah action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.


Totalitas Bob memang patut diacungi jempol, apalagi mengingat lika-liku jalan hidup yang telah ditempuhnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 yang hanya lulusan SMA ini pernah mengenyam profesi dari sopir taksi hingga kuli bangunan untuk sekadar bertahan hidup.


Saat masa sulitnya, ia pernah hampir depresi. Tapi, ketika itu seorang temannya mengajaknya memelihara ayam. Dari sanalah ia kemudian terinspirasi, bahwa kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur, tentunya manusia juga bisa. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. Ia pun kemudian memutuskan untuk makin menekuni usaha ternak ayam.


Pada awalnya, ia menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Mereka menjual telur itu awalnya dari pintu ke pintu. Dan, dengan ketekunan dan kemampuannya menjaga hubungan baik, telurnya makin laris. Dari sanalah kemudian usahanya terus bergulir. Dari hanya menjual telur, ia lantas menjual aneka bahan makanan. Itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal supermarket Kemchick miliknya. Ia kemudian juga merambah agribisnis khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur untuk dijual pada orang asing seperti orang Jepang dan Eropa. Hubungan baik dengan orang-orang asing inilah yang kemudian makin membesarkan usahanya hingga ia akhirnya juga memiliki usaha daging olahan Kemfoods.


Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu menyebut dirinya tak punya kunci sukses. Sebab, ia percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat, dan bahkan jungkir balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani mengambil peluang.


Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga tidak segera melangkah. Ia mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat rencana, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan. Padahal, intinya sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan pelanggan. Bob membuktikan sendiri, ia yang hanya bermodal nekad, tapi berlandaskan niat dan keyakinan, serta kerja keras pantang menyerah, tanpa teori sukses ia pun bisa jadi seperti sekarang.


Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari perjuangan dan kerja keras, serta dilandasi keyakinan kuat untuk mewujudkan cita-cita. Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses asal mau membayar ”harga” dengan perjuangan tanpa henti.


Motivasi Diri Untuk Mencapai Kesuksesan.

SUKSES!!! Sebuah kata yang begitu sederhana, namun membutuhkan proses panjang untuk mencapainya. Selain membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang, dalam mencapai kesuksesan juga dibutuhkan adanya motivasi diri yang kuat. Karena dengan berbekal motivasi diri yang kuat, secara tidak langsung mampu menggerakan kita untuk mulai berusaha mendekatkan diri dengan kesuksesan yang dicita-citakan.


Pentingnya motivasi diri untuk meraih kesuksesan tidak dapat diragukan lagi. Tetapi untuk menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang tidaklah mudah, karena motivasi juga sering dipengaruhi oleh perasaan dan emosional yang ada dalam diri seseorang. Misalnya saja saat sedang mengikuti seminar motivasi, emosional Anda saat mengikuti seminar tersebut pasti akan naik sehingga Anda begitu termotivasi untuk mewujudkan cita – cita yang ingin dicapai. Namun lihat motivasi Anda setelah satu bulan tidak mengikuti seminar tersebut, motivasi diri. Anda akan menurun drastis jika tidak memperoleh siraman motivasi secara rutin.


Berikut beberapa cara rutin yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan :


1. Mulailah bermimpi dengan akan kesuksesan yang akan Anda raih dengan rasa senang. Dengan adanya rasa senang, Anda akan termotivasi untuk menjalankan semua proses tanpa merasakan beban sedikitpun.


2. Gunakan impian yang ingin dicapai untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar Anda. Karena pikiran bawah sadar kita akan mempengaruhi perilaku dan kegiatan yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita cita – citakan.


3. Rajin mencari inspirasi. Carilah inspirasi memacu semangat Anda untuk meraih sukses, misalnya dengan membaca buku perjalanan orang – orang yang telah sukses ataupun mengikuti seminar motivasi yang belakangan ini sering diadakan.


4. Bekerjakeras dan selalu bertanggungjawab. Cara yang kedua ini sangat diperlukan karena dengan kerja keras, semua hambatan serta kegagalan yang terjadi dapat diatasi. Serta dengan adanya rasa tanggungjawab dapat memotivasi kita untuk memberikan hasil yang terbaik.


5. Pilihlah lingkungan yang dapat mendukung impian Anda. Pilihlah teman atau komunitas yang memiliki impian sama dengan Anda, karena dengan dukungan lingkungan sekitar Anda dapat memperoleh motivasi positif dari mereka. Selain itu ada rekan – rekan Anda juga siap memberikan bantuan jika Anda mendapatkan kesulitan dalam menjalankan proses yang ada.


6. Disiplin dan konsisten akan kesuksesan yang ingin dicapai. Tanamkan kedisplinan sejak sekarang, karena dengan membiasakan diri dengan disiplin akan membiasakan diri kita memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai setiap harinya. Sehingga impian besar yang kita inginkan lebih cepat tercapai jika proses yang kita kerjakan, dilakukan dengan kedisiplinan.


7. Kembangkan terus impian Anda. Usahakan pilih tujuan hidup yang tidak terlalu sederhana, karena impian yang terlalu sederhana membuat kita tidak sepenuhnya termotivasi. Karena untuk menumbuhkan motivasi dan kekuatan diri kita sebenarnya diperlukan sebuah mimpi besar yang ingin kita capai.


Kunci sukses seseorang tergantung dengan besarnya motivasi diri yang dimilikinya. Kembangkan motivasi diri kita dan lakukan proses pencapaian impian Anda mulai dari sekarang.


Sumber gambar : http://stat.kompasiana.com/files/2010/02/leap-sunny-sky.gif

Motivasi Berwirausaha di Kalangan Mahasiswa.


Fenomena banyaknya pengangguran yang semakin meningkat tiap harinya menjadi salah satu masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada saat ini, menjadi alasan utama bertambahnya angka pengangguran di negara ini. Ditambah lagi beberapa pabrik atau industri yang banyak merumahkan karyawannya karena mengalami kebangkrutan.


Kondisi ini dapat dikurangi jika kita berusaha menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu semua masyarakat khususnya kalangan mahasiswa yang memiliki kreatifitas dan bekal ilmu yang telah diperolehnya di dunia perkuliahan, sebaiknya memiliki mental untuk berwirausaha dibanding menggantungkan diri dengan berburu pekerjaan bersama jutaan pengangguran yang juga mencari kerja.


Belakangan ini banyak pihak yang menyelenggarakan seminar, workshop maupun pelatihan dan pengembangan motivasi berwirausaha di kalangan mahasiswa. Tujuannya untuk mendorong para mahasiswa untuk menciptakan pekerjaan bukan mencari pekerjaan. Untuk menumbuhkan motivasi berwirausaha dibutuhkan informasi mengenai keuntungan dalam berwirausaha, agar para pencari kerja mengubah pola pikirnya untuk membuka lapangan kerja.


Berikut beberapa keuntungan yang dapat memotivasi Anda untuk memulai bisnis :


1. Memiliki kebebasan untuk mencapai tujuan yang diimpikan


Kebebasan untuk mencapai tujuan yang diimpikan, dapat didapatkan saat kita memilih untuk berwirausaha. Kebebasan untuk menentukan tujuan bisnis, kebebasan untuk mengatur rencana jenis bisnis Anda, kebebasan untuk mengatur jadwal operasional usaha Anda, termasuk kebebasan untuk menentukan besar laba yang ingin Anda peroleh. Jika memilih berwirausaha, Anda akan menjadi bos bagi usaha sendiri.


2. Laba yang bisa melebihi gaji sebagai pegawai


Jika para pegawai harus pada demo untuk kenaikan gaji mereka, para pengusaha bisa menentukan sendiri laba atau keuntungan yang ingin diraihnya. Dengan wirausaha bukan hanya laba materi yang diperoleh, tapi juga memperoleh pengakuan atas keberhasilan usaha yang dijalankannya.


3. Kepuasan akan potensi dirinya


Kebanyakan para pegawai merasa bosan atau jenuh dengan pekerjaan yang sama setiap harinya. Tapi bagi pengusaha, rasa bosan atau jenuh jarang ditemui. Karena menjalankan sebuah usaha selalu memberikan tantangan yang dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang. Kreatifitas, semangat kerja, dan impian yang akan dituju selalu memberikan sensasi menyenangkan dalam menjalankan usaha.


4. Terbuka peluang – peluang baru


Dengan membuka suatu usaha, banyak peluang – peluang baru bagi para pengusaha. Misalnya saja peluang menjalin kerjasama dengan perusahaan – perusahaan besar, peluang mengembangkan usaha dengan membuka cabang di berbagai kota, serta peluang untuk mencoba usaha baru yang masih berhubungan dengan induk usaha Anda.


5. Menciptakan lapangan kerja yang bermanfaat


Kelebihan berwirausaha juga bermanfaat bagi masyarakat, karena secara otomatis Anda membantu para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Hal itu juga akan memberikan keuntungan social bagi Anda, karena masyarakat yang telah Anda bantu mendapatkan lapangan kerja akan menghargai keberadaan peran Anda sebagai seorang pengusaha, bukan hanya sebagai mahasiswa biasa yang sering dipandang sebelah mata.


Masih banyak lagi keuntungan yang dapat Anda peroleh dengan berwirausaha, untuk itu para mahasiswa bisa mulai bekerja keras untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha mulai dari sekarang. Kesuksesan entrepreneur muda dapat dijadikan sebagai bukti, bahwa mahasiswa pun dapat sukses dengan bisnisnya. Tentukan bisnis.


Sumber gambar : http://www.chennaiclassic.com/adpics/48584966bb3dfddc3a0b55933.jpg dan http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2009/05/04/0839126p.jpg

Setelah lulus D3 Bisnis dan Kewirausahaan????

Setelah lulus, saya akan menjadi pegawai entah diperusahaan milik pemerintah atau swasta. Tetapi karir saya tidak berhenti sampai menjadi pegawai saja. Setelah beberapa tahun memiliki pengalaman bekerja, saya akan memulai berwirausaha. Tetapi sekarang saya masih belum tahu ingin membuka usaha apa. Karena itu, pengalaman sangat diperlukan. Saya ingin bekerja sekaligus menjadi wirausaha karena saya ingin mendapatkan penghasilan lain selain menjadi pegawai yang dapat menambah pemasukan.


Di zaman sekarang ini, kebutuhan hidup sehari-hari mahal, dan tidak selamanya kita menggantungkan biaya hidup dari gaji menjadi pegawai setiap bulannya. Kita harus memiliki inisiatif lain yang dapat membantu pemasukan penghasilan yang lebih besar selain menjadi pegawai. Berwirausaha tidak harus membutuhkan biaya yang besar bahkan tidak sedikitpun, apalagi sekarang banyak lembaga-lembaga apa saja yang dapat membantu seseorang berwirausaha tanpa mengeluarkan uang sedikitpun.


Dibandingkan jika kita hanya menjadi pegawai, gaji yang kita terima setiap bulannya hanya cukup untuk makan saja bahkan kadang tidak cukup. Oleh karena itu saya memilih menjadi pegawai sambil berwirausaha. Karena berwirausaha dapat menunjang seseorang sukses dimasa depan, dilihat dari pengalaman banyak orang yang sudah-sudah.


Negara seperti Jepang dan Amerika Serikat menjadi maju karena memiliki banyak wirausahawan unggul.

Memang Jepang miskin dalam pemilikan sumber daya alam, tetapi Jepang dapat tumbuh menjadi negara raksasa dibidang ekonomi. Mengapa hal itu dapat terjadi?? Hal ini disebabkan karena mutu sumber daya manusia Jepang secara rata-rata jauh lebih unggul dibandingkan masyarakat negara lainnya. Kemajuan yang luar biasa di Jepang didapat melalui orang-orang yang berjiwa wirausaha yang ulet. Perusahaan yang mereka kelola mula-mula berskala kecil, kemudian berubah menjadi perusahaan menengah dan akhirnya menjadi perusahaan raksasa.


Wirausahawan unggul sendiri memiliki arti wirausahawan yang mempunyai semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahawan yang sangat baik untuk dapat mendirikan, memiliki, dan menangani perusahaan yang resikonya besar, serta kegiatan yang kompleks.


Ciri - ciri wirausahawan yang unggul menurut buku yang saya baca, yaitu :


1. Berani mengambil resiko dan mampu menghadapinya dengan penuh perhitungan, serta berusaha untuk menghindarinya.


2. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya-karya yang lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara.


3. Melakukan antisipasi terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan.


4. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi.


5. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui inovasi dalam berbagai bidang.


Bagaimana seharusnya peran pemerintah dalam mendorong semangat wirausaha???

Seharusnya pemerintah memberikan motivasi dan pelatihan - pelatihan kepada masyarakat yang memiliki bakat menjadi wirausahawan. Karena tidak semua orang memiliki kemauan dan bakat untuk berwirausaha. Cara pemerintah mendorong masyarakat untuk berwirausaha yaitu dengan memberikan dana pinjaman / modal tanpa proses yang sulit, dan berbagai macam persyaratan.


Selain modal berupa uang, pemerintah juga bisa memberikan modal berupa barang - barang, peralatan, dll. Selain itu, pemerintah juga harus peka dan tahu akan keberadaan para wirausahawan di Indonesia. Jangan hanya kerjasama dengan negara lain saja mengenai perdagangan bebas yang menguntungkan pemerintah, tetapi kesejahteraan rakyat malah loyo. Wirausahawan juga seorang pahlawan, karena mereka semua mau membantu pemerintah mengatasi pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan penambah pendapatan negara.


Seharusnya pemerintah belajar dari pengalaman, mengapa negara-negara maju dapat maju karena wirausahanya, dan kenapa Indonesia tidak bisa begitu? Apa yang menjadi hambatannya??? Sebenarnya saya juga kurang tahu lebih banyak, karena saya masih dalam tahap belajar. Jangankan saya, para pejabatpun yang sudah meraih banyak gelar, tetapi masih belum bisa juga mengatasi hal tersebut.


Apa yang harus dilakukan wirausahawan lokal untuk dapat bersaing dengan perusahaan multinasional dalam era perdagangan bebas??

Seorang wirausahawan lokal harus percaya diri, kreatif dan inovatif. Karena bersaing dengan perusahaan multinasional, maka wirausahawan lokal harus tahu dan mengerti terlebih dahulu apa usaha pesaingnya yang sejenis dan lainnya dan bagaimana caranya produk usahanya dapat laris dipasaran. Wirausahawan juga harus memperhatikan kualitas dari produk yang ia produksi, apakah masyarakat berminat / tidak, apakah harga produk terjangkau / tidak, ia harus memperhatikannya. Contohnya seorang wirausahawan sepatu, ia harus tahu terlebih dahulu bagaimana permintaan masyarakat terhadap sepatu, apakah model sepatu yang sedang tren / mode saat ini, apakah pengusaha sepatu lain juga memproduksi sepatu ini / tidak, berapa harga sepatu yang dijual oleh pengusaha lain dipasaran?? Inilah yang harus dipikirkan seorang wirausahawan sebelum bersaing bebas dengan pengusaha sepatu lain.


Jika pengusaha lain memproduksi sepatu dengan harga murah, maka kita juga harus bisa bersaing dengannya, agar produk sepatu yang kita jual, tidak kalah laku dipasaran. Bisa saja pengusaha sepatu tersebut menjual sepatu dengan harga murah tetapi bahan dan kualitas sepatunya jelek, maka kita harus pandai-pandai melihat kekurangan produk pengusaha lain. Dengan kelemahan produk lain tersebut, maka dapat menjadi kelebihan di usaha kita. kita dapat menjual sepatu dengan kualitas dan bahan yang bagus, tetapi harga tetap murah, sehingga masyarakat tertarik dan lebih memilih membeli produk kita dari pada produk sepatu lain.


Selain itu pemerintah juga punya andil disini. Jika para wirausahawan sudah mengikuti cara diatas, maka masih ada yang menjadi penghalang mereka, yaitu produk-produk impor dari perdagangan bebas yang masuk ke indonesia. Seharusnya para wirausahawan Indonesia yang memanen hasilnya tetapi malah negara lain yang menikmati hasilnya. jika ingin memajukan negara Indonesia, seharusnya pemerintah memajukan dan mendukung para wirausahawan untuk berkarya dan menambah pendapatan negara. China dan Jepang sukses dan maju karena para wirausahawannya. Masa negara kita kalah sama negara mereka.