Senin, 26 November 2012

ANALISA RESIKO PADA UKM

Pada saat ini dimana situasi ekonomi global sedang memburuk, maka tidak menutup kemungkinan banyak dari pekerja yang di PHK. Namun, janganlah pesimis terhadap keadaan ini karena peluang untuk usaha di sektor usaha kecil & menengah (UKM) masih terbuka luas.Namun kebanyakan dari orang untuk memulai usahanya tersebut banyak mempertimbangkan faktor resiko yang akan dihadapinya sebelum mencobanya, dan pada akhirnya mereka termasuk orang-orang yang terlambat dalam mengambil peluang.

Pada dasarnya setiap usaha memang memiliki resiko, namun apakah resiko itu dapat dideteksi lebih dini ataukah dapat muncul dengan tiba-tiba, dan jika resiko itu memang harus terjadi apakah besarnya resiko tersebut dapat mempengaruhi usaha yang sedang dijalankan ? Pada bagian ini dibahas mengenai bagaimana caranya untuk mengelola resiko tersebut agar resiko tersebut bukan menjadi penghalang dan sesuatu yang ditakuti sehingga tidak berani untuk memulai usaha.

Defenisi konseptual mengenai resiko : (Robert Charette)
1. Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yg akan datang.
2. Resiko melibatkan perubahan (spt. perubahan pikiran,
pendapat, aksi, atau tempat)
3. Resiko melibatkan pilihan & ketidakpastian bahwa pilihan ituakan dilakukan.

Strategi Resiko Reaktif vs Proaktif

Strategi reaktif memonitor proyek terhadap kemungkinan resiko.
Sumber daya dikesampingkan, padahal seharusnya sumber dayamenjadi masalah yang sebenarnya / penting.
Strategi proaktif dimulai sebelum kerja teknis diawali.

Resiko potensial diidentifikasi, probabilitas & pengaruh proyekdiperkirakan, dan diprioritaskan menurutkepentingan, kemudianmembangun suatu rencana untuk manajemen resiko.

Sasaran utama adalah menghindari resiko Definisi Manajemen Resiko : (Australian Risk Management Standard 4360: 2004) Adalah “Kultur, proses, dan struktur yang diarahkan untuk merealisasikan peluang potensial dan sekaligus mengelola dampak yang merugikan” Sedangakan pentingnya manajemen resiko untuk UKM saya bagi menjadi 5 bagian :

1.Untuk menerapkan tata kelola usaha yang baik.

2. Untuk menghadapi kondisi lingkungan usaha yang cepat berubah.

3. Untuk mengukur resiko usaha.

4. Untuk pengelolaan resiko secara sistematis dan penyediaan informasi yang lebih akurat kepada PEMILIK usaha.

5. Untuk memaksimumkan laba.

Resiko disebabkan karena adanya ketidakpastian, maka dapat saya gambarkan sebagai berikut yaitu Resiko dapat disebabkan dari luar (ekstern) dan dari dalam (intern). Pengaruh dari luar dapat berupa :

1. Kondisi dunia internasional sehingga mempengaruhi kondisi ekonomi Negara kita.

2. Bisa juga berupa teknologi baru yang dapat menimbulkan inovasi usaha atau efesiensi dalam operasional usaha.

3. Peraturan Pemerintah terhadap dunia usaha juga bisa mempengaruhi dan dapat dianggap sebagai resiko.

4. Dan juga Pasar yang artinya adalah bagaimana industri usaha yang kita jalani dan pengaruhnya terhadap usaha kita itu sendiri, misalnya : kekuatan ekonomi masyrakat dalam membeli produk/jasa usaha kita.

5. Adanaya persaingan yang artinya kondisi dimana bermunculannya para pemain baru dalam usaha yang sedang kita jalani dan sejauh mana strategi mereka dapat mengambil omset usaha kita.

6. Sedangkan pengaruh internal dapat berupa strategi yang kita pilih untuk melakukan usaha, misalnya : strategi marketing, apakah kita akan beriklan melalui Koran, radio atau media lainnya.

Pada saat kita menentukan pilihan kita (strategi kita) maka sejauh mana efektivitas strategi tersebut untuk meminimalisir resiko ketidakberhasilan. Kesemuanya itu mengandung ketidakpastian sehingga dapat menimbulkan peluang dan resiko bagi para pemegang kepentingan terhadap usaha kita. Pemegang kepentingan terhadap usaha kita bukan hanya pemilik dan karyawan saja akan tetapi mencakup pelanggan, pemasok, dan pemerintah (secara luas).

Resiko terbagi menjadi 8 kategori jenis, yaitu :

1. Resiko kredit berkaitan dengan penerimaan dan penyaluran kredit.

2. Resiko likuiditas berkaitan dengan aliran kas usaha.

3. Resiko Market berkaitan dengan pasar industri usaha kita.

4. Resiko strategis berkaitan dengan strategi yang kita terapkan.

5. Resiko reputasi berkaitan dengan nama baik usaha kita.

6. Resiko legal berkaitan dengan kemungkinan kasus hokum yang akan kita hadapi.

7. Resiko compliance berkaitan dengan kepatuhan, dapat berupa kepatuhan usaha terhadap aturan yang ditetapkan pemerintah ataupun kepatuhan karyawan terhadap peraturan pemilik usaha.

8. Resiko proses berkaitan dengan proses bisnis dari usaha yang kita jalankan.

Sumber resiko saya bagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Risiko Lingkungan (Eksternal) adalah Kekuatan-kekuatan lingkungan yang menghalangi atas pelaksanaan strategi dan tujuan perusahaan.

2. Risiko Proses (Internal) adalah proses bisnis yang tidak terdefinisikan secara jelas sehingga dimungkinkan terjadinya jurang pemisah antara strategi dan tujuan bisnis.

3. Risiko Informasi (Eksternal/Internal) adalah Adanya informasi yang tidak relevan dan tidak dapat diandalkannya informasi utk pengambilan keputusan.

Untuk mengelola manajemen resiko usaha anda maka kita harus mempunyai kerangka manajemen resiko. Kerangka menajemen resiko menurut AS/NZS 4360: 2004 sebagai berikut :

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan konteks, konteks disini adalah berupa tujuan perusahaan atau biasa yang disebut dengan visi dan misi perusahaan. Setelah itu tetapkan kriteria untuk mengidentifikasi resiko.

Langkah kedua adalah mengidentifikasi resiko pada usaha anda.

Langkah ketiga adalah menganalisa resiko yang telah kita identifikasi sebelumnya untuk menentukan tingkat pengendalian kita terhadap resiko-resiko tersebut dengan mempertimbangkan tingkat kemungkinan dan konsekuensinya terhadap tingkat resiko.

Langkah keempat adalah mengevaluasi resiko dengan membandingkan terhadap kriteria yang telah kita tentukan sebelumnya, dan setelah itu susun prioritas resiko yang akan kita selesaikan jika resiko itu terjadi.

Langkah kelima adalah jika pada langkah keempat hasil evaluasi resikonya tidak dapat diterima maka kita dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Identifikasi evaluasi kembali opsi-opsi penanganan yang akan kita pilih.

2. Siapkan rencana penanganan.

3. Implementasikan rencana.

Langkah keenam adalah jika langkah keempat dan kelima sudah dapat diterima, maka kita tinggal memonitor dan menelaahnya saja.

Contoh :

Peril : Masyarakat mengajukan kredit kepada UKM Koperasi.

Hazard : UKM Koperasi memberikan dana kredit kepada masyarakat.

Exposure : UKM Koperasi menderita kerugian akibat kredit macet dari masyarakat. 

Resiko : UKM Koperasi tidak memiliki pemasukan dana untuk perputaran kredit.


Sumber :  http://sultanblack.blogspot.com/2009/04/manajemen-resiko-usaha-kecil-dan.html
Beserta Penambahan Materi dan bahasan.

Macam- Macam Manajemen Risiko

Macam- macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1.    Risiko berdasarkan sifatnya

a.    Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa diasuransikan. Contoh dari risiko ini adalah : kita menggunakan modal untuk membuka usaha rumah makan, atau digunakan untuk investasi membangun pembangkit baru. Dalam membuka usaha baru ini pasti akan ada kemungkinan risiko rugi, tapi juga ada peluang untuk memperoleh keuntungan.

b.    Risiko Murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran, apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat dikenal dengan istilah risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).

Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untuk ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung, sedangkan untuk risiko murni tidak dapat keuntungan.
Maka kita sebagai masyarakat, terlebuh pengusaha harus mempelajari manajemen resiko karenasasarandari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.

2.    Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan

a.    Risiko yang dapat dialihkan
Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.

b.    Risiko yang tidak dapat dialihkan,
Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.

3.    Risiko berdasarkan asal timbulnya

a.    Risiko Internal
Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.  Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.

b.    Risiko Eksternal
Risiko Eksternalyaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.



Sumber :  http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-manajemen-resiko.html

Masing-masing pengertian Peril, Hazard, Exposure, dan Resiko.

Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga. Dengan kata lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Dan jika dikaji lebih lanjut “kondisi yang tidak pasti” itu timbul karena berbagai sebab, antara lain; jarak waktu dimulai perencanaan, keterbatasan informasi yang diperlukan, keterbatasan pengetahuan pengambil keputusan dan sebagainya.

Masing-masing pengertian Peril, Hazard, Exposure, dan Resiko.

  • Peril adalah suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian ataupun kerusakan (penyebab langsung terjadinya kerugian).
  • Hazard adalah suatu keadaan atau kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril. 
  • Exposure adalah kerugian yang terjadi.
  • Resiko adalah segala sesuatu yang menyebabkan kerugian.  
Konsep lain yang berkaitan dengan risiko adalah Peril, yaitu suatu peristiwa yang dapat menimbulkan terjadinya suatu kerugian, dan Hazard, yaitu keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril.

Hazard terdiri dari beberapa tipe, yaitu:

1. Physical Hazard, suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari obyek yang dapat memperbesar terjadinya kerugian.

2. Moral Hazard, suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan sikap mental, pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peril.

3. Morale Hazard, suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh jaminan dan menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya peril.

4. Legal Hazard, suatu kondisi pengabaian atas peraturan atau perundang-undangan yang bertujuan melindungi masyarakat sehinga memperbesar ter-jadinya peril.

Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan. Artinya ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan maupun merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka dikatakan risiko itu bersifat spekulatif. Sebaliknya, lawan dari risiko spekulatif adalah risiko murni, yaitu hanya ada kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan keuntungan. Manajer risiko utamanya menangani risiko murni dan tidak menangani risiko spekulatif kecuali jika adanya risiko spekulatif memaksanya untuk menghadapi risiko murni tersebut.

Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya. Sumber risiko dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung risiko atau ketidak-pastian dapat dibagi sebagai berikut:

1. Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan.

2. Biaya-biaya dari ketidakpastian itu sendiri.



Sumber :  http://dickyhendramulyadi.blog.com/2011/04/06/manajemen-resiko/ beserta penambahan.



CARA MENANGGULANGI RESIKO

Pengendalian Risiko 

Beberapa hal yang dapat mengurangi atau menanggulangi resiko :
  1. Mengurangi (manajemen/mengatur)
  2. Menahan: menyediakan sesuatu lebih dari satu
  3. Memindahkan: meminjam sesuatu ke orang lain/tempat lain agar tidak terkena resiko
  4. Menghindari: tidak usah punya sesuatu(contoh barang atau rencana)

Pengendalian risiko meliputi identifikasi alternatif-alternatif  pengendalian risiko, analisis pilihan-pilihan yang ada, rencana pengendalian dan pelaksanaan pengendalian.

1.     Identifikasi Alternatif-Alternatif Pengendalian Risiko.
Alternatif-alternatif pengendalian yang dapat dilakukan dapat dilihat di bawah ini:
a.    Penghindaran risiko 

Beberapa pertimbangan penghindaran risiko :
1.    Keputusan untuk menghindari atau menolak risiko sebaiknya memperhatikan informasi yang tersedia dan biaya pengendalian risiko. 

2.    Kemungkinan kegagalan pengendalian risiko. 

3.    Kemampuan sumber daya yang ada tidak memadai untuk pengendalian.

4.    Penghindaran risiko lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengendalian risiko yang dilakukan sendiri.

5.    Alokasi sumber daya tidak terganggu.

b.  Mengurangi  probabilitas

c.  Mengurangi konsekuensi

d.  Transfer risiko
Alternatif transfer risiko ini, dilakukan setelah dihitung keuntungan dan  kerugiannya. Transfer risiko ini bisa berupa pengalihan risiko kepada pihak kontraktor. Oleh karena itu didalam perjanjian kontrak dengan pihak kontraktor harus jelas tercantum ruang lingkup pekerjaan dan juga risiko yang akan ditransfer. Selain itu konsekuensi yang mungkin terjadi dapat juga di transfer risikonya dengan pihak asuransi.

2.     Penilaian Alternatif-Alternatif Pengendalian Risiko

Pilihan sebaiknya dinilai atas dasar/ besarnya pengurangan risiko  dan besarnya tambahan keuntungan atau kesempatan yang ada. Seleksi dari alternatif yang paling tepat meliputi keseimbangan biaya  pelaksanaan terhadap keuntungan.
Walaupun pertimbangan biaya menjadi faktor penting dalam penentuan alternatif pengendalian risiko, tetapi faktor waktu dan keberlangsungan operasi tetap menjadi pertimbangan utama. 

3.     Rencana Persiapan Pengendalian

    Setelah ditentukan alternatif pengendalian risiko yang paling tepat, langkah berikutnya adalah menyusun rencana persiapan. Rencana persiapan ini berkaitan dengan  pertanggungjawaban, jadwal waktu, anggaran, ukuran kinerja, dan tempat.

4.    Implementasi Perbaikan Program

Idealnya, tanggungjawab dari pengendalian risiko seharusnya dilakukan oleh mereka yang benar-benar mengerti. Tanggung jawab tersebut harus disetujui lebih awal. Pelaksanaan pengendalian risiko yang baik membutuhkan sistem manajemen yang efektif, pembagian tanggungjawab yang jelas dan kemampuan individu yang handal.



Sumber : staff.ui.ac.id/internal/132096019/.../Sesi3ManajemenRisikoK3.doc beserta penambahan.

JENIS-JENIS RESIKO


Resiko dapat dibedakan dengan berbagai cara (Djojosoedarso, 2003)
antara lain :

1. Resiko yang tidak disengaja (resiko muni) yaitu resiko yang apabila
terjadi menimbulkan kerugian dan terjadi tanpa sengaja misalnya
resiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan,
pengacauan dsb.

2. Resiko yang disengaja (Resiko spekulatif) yaitu resiko yang sengaja
ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian
memberikan keuntungan kepadanya, misalnya resiko utang piutang,
perjudian, perdagangan berjangka (hedging) dsb.

3. Resiko fundamental adalah resiko yang penyebabnya tidak dapat
dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya
seseorang tetapibanyak orang misalnya banjir,angin topan dsb.

4. Resiko khusus adalah resiko yang bersumber pada peristiwa yang
mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabanya seperti kapal
kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil dsb.

5. Resiko Dinamis adalah resiko yang timbul akibat perkembangan dan
kemajuan (dinamika) masyarakat dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi kebalikannya disebut resiko statis seperti kematian dan hari
tua.

Dari sisi sumber/penyebab resiko dapat dibedakan kedalam 2 bagian :
1. Resiko intern yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri, seperti kesalahan kerja, korupsi, kesalahan manajemen dsb.

2. Resiko Ekstern resiko yang berasal dari luar perusahaan seperti
resiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan
kebijakan pemerintah dsb.

Dapat tidaknya resiko yang dialihkan ke pihak lain :
1. Resiko yang dapat dialihkan ke pihak lain dengan
mempertanggungkan suatu objek yang terkena resiko kepada
perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi asuransi
sehingga kerugian menjadi tanggungan (pindah) ke fihak
perusahaan asuransi.

2. Resiko yang tidak dapat dialihkan ke pihak lain (tidak dapat
diasuransikan), umumnya meliputi semua jenis resio spekulatif.



Sumber :  http://stiebanten.blogspot.com/2011/06/macam-macam-jenis-jenis-resiko.html

Senin, 05 November 2012

PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI RISIKO 2

1. DEFINISI RISIKO

Risiko (bahasa Inggris : "Risk") merupakan pusat dari asuransi dan oleh karena itu
sebelum mempelajari asuransi secara detail perlu lebih dulu dipahami arti dari
risiko.

Disamping dari pusat asuransi, risiko adalah juga berada pada pusat kehidupan itu
sendiri sehingga pengertian risiko itu dapat dilihat dari berbagai segi kehidupan dan
sebagai akibatnya banyak dikemukakan orang mengenai pengertian atau definisi
risiko.
Namun, dalam pelajaran ini kita mengartikan risiko sebagai ketidak pastian dari
pada kerugian (uncertainty of loss).

Definisi yang sederhana ini mengandung dua unsur yaitu :
Ketidakpastian (uncertainty) dan kerugian (loss).

Istilah risiko (risk) dapat juga dalam arti benda atau objek pertanggungan subject
matter insured) dan bencana / bahaya (perils). Kapal, muatan barang, mobil,
bangunan dan lain-lain adalah beberapa contoh dari benda-benda pertanggungan.
Angin ribut, gempa bumi banjir, kecurian adalah beberapa contoh dari perils atau
bencana/bahaya yang dapat menimbulkan kerugian bila terjadi.

 2. KLASIFIKASI RISIKO


Dalam dunia asuransi yang dimaksud risiko adalah, apabila risiko tersebut diartikan
sebagai ketidak pastian yang menimbulkan kerugian (Uncertainty of loss), yang
dimaksud disini kerugian daIam arti financial (financial risk), dimana kerugian
tersebut dapat dinilai secara financial atau dinilai dengan uang.
Risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 2. 1 Speculative Risks (Risiko Spekulatif)



 Risiko spekulatif adalah risiko yang memberikan kemungkinan
untung (gain) atau rugi (loss) atau tidak untung dan tidak rugi (break
even). Risiko Spekulatif disebut juga risiko dinamis (dynamic risk).
Contoh:
- Risiko dalam dunia perdagangan (kemungkinan untung atau rugi)

2.2 Pure Risks (Risiko murni)

Risiko yang hanya mempunyai satu akibat yaitu kerugian.
Sehingga tidak ada orang yang akan menarik keuntungan dari
risiko ini.
Contoh:
- Kebakaran

2.3 Fundamental Risk- (Risiko fundamental)

Risiko yang sebab maupun akibatnya impersonal (tidak
menyangkut seseorang). dimana kerugian yang timbul dari risiko
yang bersifat fundamental biasanya tidak hanya menimpa seorang
individu melainkan menimpa banyak orang.
Contoh :
- Gempa bumi - perang - Inflasi - dll

Risiko yang sifatnya fundamental dapat timbul misalnya dari :
1. Sifat masyarakat dimana kita hidup.
2. Dari peristiwa-peristiwa phisik tertentu yang terjadi diluar
kendali manusia.

2.4 Particular Risks (Risiko khusus)

Risiko khusus dimana risiko ini disebabkan oleh peri,stiwaperistiwa
individual dan akibatnya terbatas.
Contoh:
- Pencurian

2. 5 Perubahan Klasifikasi Risiko

Perubahan klasifikasi risiko dapat terjadi apabila penyebab
terjadinya risiko dan akibat dari risiko berubah atau dapat pula
disebabkan adanya cara pandang seseorang terhadap risiko
tersebut.
Contoh:
Dulu pengangguran dianggap sebagai kemalasan atau
kurangnya ketrampilan seseorang sehingga diklasifikasikan
sebagai Particular Risks. Tetapi kini orang cenderung
memandang pengangguran sebagai gejala yang umum, yang
diakibatkan kegagalan pemakaian sistem ekonomi, oleh karena
itu pengangguran dipandang sebagai Fundamental Risks.

2.6 Guna Klasifikasi Risiko

Klasifikasi risiko berguna dalam rangka menetapkan apakah
suatu risiko dapat diasuransikan atau tidak dan untuk
menentukian apakah suatu risiko lebih tepat ditangani oleh
pemerintah atau diserahkan kepada lembaga asuransi komersial.

2.7 Risiko yang dapat diasuransikan dan risiko yang tidak dapat
diasuransikan

Risiko spekulaif tidak dapat diasuransikan karena pada risiko ini
terdapat kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan.
Risiko murni dapat diasuransikan karena hanya mempunyai satu
kemungkinan yaitu mendatangkan kerugian, tetapi berdasarkan
pertimbangan secara yuridis maupun komersial tidak semua risiko
murni dapat diasuransikan.
Risiko fundamental; biasanya asuransinya dikelola oleh
pemerintah, hal ini dikarenakan akibat dari risiko ini dalam jumlah
dan area yang luas.

3. HAZARDS

Hazard adalah suatu keadaan yang bersifat kualitatif yang mempunyai
pengaruh terhadap frekweasi kemungkinan terjadinya kerugian ataupun
besarnya jumlah dari kerugian yang mungkin terjadi.
Hazard harus dibedakan dari perils. Perils adalah eventr yang menimbulkan
kerugian itu sendiri.. Misalnya kebakaran, tabrakan. Sedangkan hazard
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi maupun severity dari
perils.

3.1 Physical Hazard

Adalah suatu keadaan yang berkaitan dengan aspek pisik dari suatu
benda, baik benda yang dipertanggungkan maupun benda yang
berdekatan. Aspek yang menambah kemungkinan terjadinya atau
besarnya kerugian dibandingkan dengan risiko rata-rata disebut Poor
Fhisical Hazards sedangkan aspek yang mengurangi terjadinya
kerugian dan besarnya kerugian disebut Good Physical Hazards.
Contoh :
Konstruksi dari suatu bangunan.
Bangunan dengan konstruksi kayu akan lebih besar kemungkinannya
terbakar dari konstruksi tembok. Ciri-ciri dari Physical hazards ialah
mudah diidentifikasi, dan mudah diperbaiki/dirubah.
Contoh physical hazards
Asuransi rangka kapal :
Usia kapal, konstruksi kapal, wilayah pelayaran.
Asuransi pengangkutan barang :
Jenis barang, Packing, muatan.
Asuransi kebakaran :
Konstruksi bangunan, okupasi lingkungan dan sebagainya.
Asuransi kendaraan bermotor :
Jenis kendaraan, penggunaan kendaraan dan sebagainya.
Asuransi kebongkaran :
Jenis barang yang ada dalam bangunan, alat-alat pengamanan dan
sebagainya.
Asuransi kecelakaan diri :
Pekerjaan, usia, kondisi pisik, kesehatan dan sebagainya.
Asuransi jiwa :
Usia, keadaan kesehatan, sejarah kesehatan keluarga, pekerjaan dan
sebagainya.

3.2 Moral Hazards

Adalah keadaan yang berkaitan dengan sifat, pembawaan dan karakter manusia
yang dapat menambah besarnya kerugian dibanding dengan risiko rata-rata.
Manusia itu terutama adalah tertanggung sendiri tapi juga pegawainya atau orangorang
sekitarnya.
Contoh :
Tertanggung menyampaikan informasi yang tidak benar, kurang hati-hati,
arrogant, awkward.
Pegawainya : Sabotase, Vandalisme, kurang hati-hati, sengaja membakar Orangorang
sekitar : Vandalisme
Ciri-ciri moral hazards adalah sulit diidentifikaskan, namun kadang-kadang
tercermin dari keadaan-keadaan tertentu seperti, tidak rapi, tidak bersih, keadaan
dimana peraturan keamanan / keselamatan kerja tidak dilaksanakan sebagaimana
mestinya (tidak disiplin). Ciri lain dari moral hazards ialah sulit diperbaiki/dirubah,
kar-ena menyangkut sifat, pembawaan ataupun karakter manusia.
Apabila moral hazards yang buruk menjurus pada bentuk penipuan atau
kecurangan, permohonan pertanggungan sebaiknya ditolak.
Apabila masih dalam bentuk kecerobohan, kurang hati-hati, masih dapat diatasi
misalnya dengan membatasi luas jaminan mengenakan excess/risiko sendiri,
memberlakukan warranty tertentu dan sebagainya.

ANALISA RISIKO

1. FREKWENSI DAN SEVERITY
- Bicara tentang risiko meliputi aspek frekwensi dan Severity.
- Konsep frekwensi dan Severity adalah suatu yang sangat dikenal dalam dunia
risiko dan asuransi.
- Hubungan antara frekwensi dan severity ialah bahwa biasanya frekwensi
tinggi - severity rendah, dan severity tinggi - frekwensi rendah
- Hubungan antara frekwensi dan severity berlaku juga dalam industrial
accident (Heinrich Tringle).
2. ANALISA RISIKO DENGAN STATISTIK
Dalam mengukur frekwensi dan severity suatu risiko, kita berhubungan erat dengan
statistik.
Statistik dapat dibagi dalam dua bagian :
2 1 Statistik Deskriptif
Pengumpulan informasi secara sistematik, penyajian dan diskripsi. Teknik
penyajian dapat dilakukan dengan grafik, bar chart pie chart, histogram.
atau pictogram.
2.2 Statistik Induktif / inferensial
- Statistik ini Iebih baik dari statistik deskriptif.
- Statistik deskriptif hanya bersifat historis dalam arti hanya melihat dan
menggambarkan menguraikan apa yang telah terjadi.
- Statistik Inferensial mengambil kesimpulan dari suatu populasi yang biasanya
berdasarkan data yang diperoleh dari suatu sampel.
- Merupakan haI yang lazim dilakukan bukan hanya dalam asuransi
- Cara mengambil kesimpulan ini penting agar sebuah perusahaan dapat
melakukan estimasi, misalnya mengenai jumlah dan besarnya kerugian.
3. TEORI PROBABILITAS (PROBABILITY THEORY)
Da1am analisa risiko kita mencari cara untuk mengukur keyakinan kita mengenai
kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu.. Salah satu cara ialah teori
probabilitas.
3.1 Apriori
- Jumlah dari event yang kerugiaannya telah diketahui.
- Dalam kenyataannya jumlah dari seluruh event yang mungkin,
biasanya tidak diketahui.
- Konsep Apriori terbatas aplikasinya.
Contoh :
Melempar uang logam, melempar dadu
3.2 Probabilitas subyetif
Pengalaman sebelumnya terhadap suatu risiko sangat minim atau
mungkin sama sekali tidak ada. Dalam hal ini penentuan
probabilitas akan dilakukan secara Subyektif.
Cara ini dilakukan juga dalam asuransi
Contoh :
Menerima pertanggungan atas jari gitaris atau pianis.
3.3 Frekwensi Relatif
Salah satu masalah mengukur risiko adalah bahwa Jumlah seluruh kejadian
(endome) yang mungkin tidak diketahui.
Dalam motor accident, kita tidak pernah mengetahui sebelumnya berapa
accident yang akan terjadi dan sejauh mana akibatnya. Kita hanya dapat
melihat peagalaman-pengalaman sebelumnya yang dapat dijadikan dasar
untuk menghitung kemungkinan.
Misalnya, kita mengoperasikan 1500 buah kendaraan komersial dan
selama beberapa tahun rata-rata 50 buah kendaraan yang mendapat
kecelakaan setiap tahun.
Berdasarkan pengalaman ini dapat kita katakan bahwa probability dari salah
satu kendaraan akan mengalami kecelakaan tahun berikutnya adalah 50/1500
= 0,333.
Dengan kata lain, probability satu keceIakaan tahun berikutnya sama dengan
Frekwensi ReIatif kecelakaan yang terjadi tahun-tahun sebelumnya.
Perkiraan probabilitas secara empiris diatas cukup wajar bila tidak terjadi
perubahan pada tahun yang akan .datang seperti misalnya : perubahan tingkat
inflasi, kema,juan teknologi, aspek psikologis, dan lainlain. Oleh karna itu
untuk lebih akurat, perlu disesuaikan dengan perobahan-perobahan yang
terjadi.
MANAJEMEN RISIKO
I. KONSEP
1.1 Manajemen Risiko merupakan suatu proses INDENTIFIKASI,
EVALUASI, dan PENGENDALIAN dari sisi ekonomi atas risikorisiko
yang dapat mengancam (threaten) kekayaan atau kemampuan
menghasilkan pendapatan dari suatu organisasi.
1.2 Manajemen Risiko harus dapat menyeleksi :
Metode pengelolaan risiko yang bisa menghasilkan suatu
keuntungan ekonomi dari perusahaan.
1.3 Asuransi hanya dilihat berbagai satu dari sejumlah metode yang
digunakan dalam menanggulangi risiko.
1.3 Dalam prakteknya ilmu ini membutuhkan pengetahuan dan
ketrampilan dari seorang pejabat perusahaan yang dikenal sebagai
Manager Risiko (Risk Manager).
II. PROSES MANAJEMEN RISIKO
RISK EVALUATION
SEVERIRY FREQUENCY
RISK CONTROL
FINANCIAL PHYSICAL
RETENTION TRANSFER ELIMINATION MINIMISATION
RISK IDENTIFICATION
RISK IDENTIFICATION
􀂃 Usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko-risiko yang mungkin
timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
􀂃 Risiko-risiko yang dihadapi harus dilihat dalam pengertian yang
paling luas, jadi tidak terbatas pada risiko-risiko yang dapat
diasuransikan.
􀂃 Pemeriksaan Fisik.
􀂃 3 (Tiga) cara yang dapat membantu dalam mengidentifikasikan
risiko:
1. Bagan Organisasi (Organisational Chart)
Menunjukkan struktur organisasi dari perusahaan. Dari struktur
organisasi ini akan terlihat kelemahan yang ada dalam perusahaan.
2. Bagan Alir (Flow Chart)
Biasanya .sangat berguna untuk perusahaan yang memiliki sistem
pabrikasi atau produksi yang melibatkan bahan-bahan dengan proses
produksi secara keseluruhan.
3. Daftar Periksa (Check List)
Membuat suatu daftar pertanyaan mengenai aktifitas utama dalam
Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya mengenai risiko yang dihadapi
dalam pengoperasian pabrik tersebut.
RISK EVALUATION
􀂃 Tujuannya adalah mengevaluasi dampak daripada risiko terhadap
perusahaan sehingga perusahaan dapat memutuskan cara yang
paling tepat untuk menanggulanginya.
􀂃 Evaluasi risiko sangat tergantung kepada tersedianya
data/pengalaman dimasa lalu.
RISK CONTROL
􀂃 Merupakan tahap terakhir dari proses Manajemen Risiko.
􀂃 Terbagi dalam 2 (bagian) :
􀂾 Financial Risk Control
􀂾 Physical Risk Control
• Tahap terakhir ini adalah yang terpenting di mana Manajer Risiko
harus menggunakan seluruh informasi yang dimilikinya untuk
mengambil keputusan-keputusan yang terbaik atas nama
perusahaannya.
• Financial Risk Control
1. Risk Retention
􀂙 Indentifikasi & Evaluasi, maka dapat disimpulkan suatu
tingkat kerugian tertentu, misalnya kerugian kebakaran yang
mungkin terjadi dalam satu tahun.
􀂙 Berdasarkan data-data tersebut, dapat diambil langkahlangkah
sbb :
􀂾 Deductible
􀂾 Self Insurance
􀂾 Captive Insurance
􀂾 Excess
􀂾 Franchise
􀂾 Under Insurance karena Berlakunya Average
􀂾 First Loss Policy
2. Risk Transfer
􀂙 Pada situasi tertentu, perusahaan perlu memindahkan akibat
kerugian yang mungkin terjadi kepada pihak lain.
􀂙 Ada 2 (dua) cara :
1. Memindahkan aktifitas yang dapat menimbulkan risiko
Contoh : Kontraktor melakukan sub-kontrak kepada
perusahaan lain.
2. Contractual Condition
Contohnya . Pihak Penyewa bertanggungjawab terhadap
kerusakan barang yang disewanya.
􀂙 Bentuk yang paling umum dalam memindahlcan risiko ini
adalah dengan Asuransi
PHISICAL RISK CONTROL
􀂃 Risk Elimination
Menghilangkan atau menghindarkan risiko
􀂃 Risk Minimisation
􀂙 Metode ini timbul sebagai akibat tidak mempunyai perusahaan
menghilangkan atau menghindari risiko, sehingga perlu dipikirkan
bagaimana caranya agar risiko atau kerugian yang mungkin terjadi
dapat diperkecil.
􀂙 Usaha memperkecil terjadinya kerugian dibagi dalam 2 (dua) bagian:
􀂾 Pre-Loss Minimisation
􀂾 Post-Loss Minimisation
MANAJEMEN RISIKO
I. KONSEP RISIKO
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat menlepaskan diri dari
ketidakpastian. Baik secara individu ataupun kelompok kita selalu dikelilingi
oleh ketidakpastian tersebut, baik di rumah, di jalan, di sekolah, di kantor, atau
di manapun kita berada.
Sebagai contoh :
Dalam hubungan dengan pekerjaan, walaupun kita selalu rajin dan tidak pernah
absen kita tidak tahu secara pasti bahwa kita akan mendapat gaji yang besar atau
mendapat promosi atas jabatan tertentu. Atau seandainya pimpinan perusahaan
memutuskan untuk memberikan bonus kepada karyawannya, ini tidak berarti
bahwa produktivitas kerja akan meningkat dan lebih efisien; kita tidak tahu
secara pasti.
Contoh lain sehubungan dengan perluasan usaha, walaupun kita menambah
mesin-mesin produsi yang baru kita tidak tahu secara pasti apakah usaha kita
akan lebih berhasil.
Dari contoh-contoh ini, kita dapat menyimpulkan bahwa semua orang tidak akan
terlepas dari risiko atau ketidakpastian tersebut.
Kata risiko itu sendiri sering digunakan dalam berbagai arti, tetapi biasanya
menggambarkan suatu ketidak pastian, keraguraguan atau kemungkinan akan
terjadinya kerugian: Dalam literature maupun dalam diskusi sehari-hari banyak
kita temukan bermacam-macam definisi mengenai risiko antara lain :
- Risk is a combination of hazard.
- Risk is the possibility of loss.
- Risk is the possibility of an unfortunate occurance, dll.
Berkaitan dengan diskusi kita kali ini, definisi risiko yang akan kita gunakan
adalah : "Risiko adalah suatu ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa
yang dapat menimbulkan kerugian (Risk is the uncertainty of loss).
II. KLASIFIKASI RISIKO
Sebelum kita membahas lebih jauh masalah Manajemen Risiko, ada baiknya
kita mengerti terlebih dahulu jenis-jenis atau klasifikasi risiko itu sendiri.
Secara umum risiko dapat diklasifikasikan dalam : .
II.1. RISIKO MURNI (PURE RISK)
Risiko murni adalah suatu peristiwa yang apabila terjadi selalu
menimbulkan kerugian, atau paling tidak break even (tidak untung
tidak rugi). Misalnya : Kebakaran, gempa bumi, kebanjiran, huru-hara,
kecelakaan dll.
II.2. RISIKO SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK)
Risiko spekulatif adalah suatu peristiwa yang apabila terjadi dapat
menimbulkan suatu kerugian, break even (tidak untung tidak rugi),
bahkan mungkin bisa mendatangkan keuntungan.
Risiko-risiko semacam pada umumnya terdapat dalam dunia bisnis dan
perjudian .(gambling); di mana terdapat faktor yang memungkinkan
seseorang mendapatkan keuntungan.
Contoh : Pemasaran produk baru, meningkatkan harga jual, ikut dalam
perjudian dan lain-lain.
II.3. RISIKO FUNDAMENTAL
Risiko fundamental adalah suatu peristiwa yang baik sebab maupun
akibat yang ditimbulkannya bukan berasal dari individu dan dampaknya pada
umumnya menimpa orang banyak dan biasanya bersifat katastropal
(dalam skala besar).
Risiko-risiko ini dapat timbul dari :
a. Peristiwa-peristiwa phisik tertentu yang terjadi diluar kemampuan
seseorang / individu.
Contoh : gempa bumi, gunung meletus, banjir, angin topan dll
b. Sifat masyarakat atau gejala masyarakat di mana kita hidup.
Contoh : perang, inflasi, perubahan mode dll.
Karena risiko fundamental pada umumnya menyangkut/berakibat
kepada mayarakat banyak, pemerintah biasanya banyak turut
campur dalam penangannya. Misalnya dengan mengadakan
program-program penanggulangan seperti penanggulangan bencana
alam, program pemberian tunjangan untuk unemployment, atau
wajib asuransi atas risiko-risiko tertentu.
Misalnya : Taspen, Astek, Jasa Raharja, Askes, dll.
Hal semacam juga dilakukan pula diluar negeri misalnya : Motor
Insurance, Employers' liability, Nuclear Energy Risks, Solicitors'
Professional Indemnity dll.
II.4 RISIKO PARTIKULAR (PARTICULAR RISK)
Risiko partikular adalah suatu risiko yang penyebabnya dilakukan
oleh individu-individu dan dampaknya terbatas, di mana kita dapat
menunjuk individu/seseorang yang menyebabkannya. Misalnya,
kebakaran, pencurian, kecelakaan dll.
Ketidak pastian dapat menimbulkan dua akibat yang berbeda yaitu
positip atau negatip. Sehubungan dengan definisi kita, kita hanya
akan memfokuskan pada ketidakpastian yang dapat menimbulkan
sesuatu yang negatip yaitu kerugian.
Pertanyaan yang mungkin timbul disini adalah : Dapatkah kita
merubah ketidak pastian tersebut menjadi sesuatu yang lebih pasti ?
Jawabannya adalah ya..dapat, yaitu dengan mengelolanya atau
menangani ketidakpastian itu melalui apa yang kita sebut dengan
“Manajemen Risiko”.
Semakin besar dan semakin komplex suatu bisnis, semakin besar
dan komplex pula ketidakpastian yang akan terjadi.
PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
Dalam Arti Sempit :
Hanya berhubungan dengan risiko-risiko yang dapat diasutansikan saja.
Dalam Arti Menengah :
Bertanggung jawab secara menyeluruh atas kemungkinan--
kemungkinan timbulnya kerugian karena risiko yang terjadi.
Dalam Arti Luas :
Berhubungan dengan semua risiko yang ada dalam perusahaan dan
bertanggung jawab atas hasil dan kelangsungan hidup perusahaan.
IV. DEFENISI MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko merupakan suatu sistem pengawasan risiko. dan
perlindungan atas harta benda, keuntungan, serta keuangan suatu badan
usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya suatu kerugian
karena adanya risiko tersebut.
Dalam pengertian praktis konsep ini dapat diartikan sebagai : Proteksi
ekonomis terhadap kerugian yang mungkin timbul atas aset dan pendapatan
suatu perusahaan.
V. TUJUAN MANAJEMEN RISIKO
Menekan atau menghapuskan risiko, yang apabila terjadi dapat
mengakibatkan kerugian atau tidak dapat tercapainya tujuan perusahaan.
VI. KEBUTUHAN AKAN MANAJEMEN RISIKO
Dalam konteks ini adalah wajar jika timbul pertanyaan dalam benak kita :
Mengapa manajer risiko masih dibutuhkan dalam suatu perusahaan jika
disitu telah ada independent agent atau broker yang dapat melakukannya ?
Apakah tidak akan mubazir atau overlap mempunyai dua orang yang berbeda
dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang identik ?
Menurut Lester (1987 : 23), ada 3 jawaban dasar atas pertanyaan tersebut
diatas :
Pertama, fungsi-fungsi yang dijalankan oleh manajer risiko adalah tidak sama
dengan fungsi-fungsi yang dijalankan oleh independent agent atau broker, di
mana tugas manajer risiko mempunyai skala yang lebih luas dibandingkan
hanya membeli proteksi asuransi.
Kedua, dalam pengalamannya suatu perusahaan sering menghadapi kesulitan
untuk merancang program asuransi yang baik tanpa adanya seseorang dari
dalam perusahaan yang benar-benar menanganinya. Broker atau agent dari
pihak luar tidak benar-benar menguasai seluk beluk internal bisnis.
Ketiga, ada kencenderungan bahwa agent hanya menjual polis-polis yang
mereka sudah kenal saja atau yang mudah didapat dan mereka enggan untuk
menganalisa risiko-risiko lain yang tidak tercakup dalam polis standard
tersebut.
VII. PROSES MANAJEMEN RISIKO
Pada dasamya manajemen risiko meliputi suatu proses yang mencakup tiga
tahapan :
- Identifikasi Risiko (Risk Identification)
- Evaluasi/analisa Risiko (Risk Evaluation)
- Pengawasan Risiko (Risk Control)
VII. 1. IDENTIFIKASI RISIKO
Sebelum kita membicarakan teknik-t(knik identifikasi risiko lebih
!anjut, ada 3 hal penting yang harus diperhatikan :
Pertama, tidak ada satu metode pun, baik itu research atau on the
spot inspection, yang dapat mewakili atau merangkum semua
exposure yang dihadapi dalam suatu perusahaan. Jadi dafam haf ini
diperlukan kombinasi dari beberapa teknik atau disiplin ilmu.
Kedua, karena keterbatasan keuangan (budget constraint), manajer
risiko harus mampu mernilih, metode-metode yang dapat
menghasilkan hasil yang baik.
Ketiga, identifikasi risiko harus merupakan kegiatan yang terus
menerus dilakukan (on going process), karena organisasi mempunyai
sifat yang dinamis tidak statis.
Pada tahap Identifikasi Risiko ini manajer risiko berusaha
menginventarisasi semua potensi risiko yang dihadapi. Dalam hal ini
tugas identifikasi risiko dapat dibagi dalam dua kategori :
a) The perception of risk : kemampuan untuk dapat mengamati
adanya suatu exposure (situasi-situasi yang dapat menimbulkan
bahaya).
b) Proses identifikasi itu sendiri.
Perangkat-perangkat yang dapat digunakan dalam proses identifikasi
risiko antara lain :
􀂃 Organisational Charts :
Dari organisational chart ini seseorang dapat melihat struktur
organisasi suatu perusahaan dan hubungan antar bagian yang
ada sehingga memungkinkan kita untuk melihat/mendeteksi
kelemahan-kelemahan atau problem-problem yang mungkin
timbul disetiap bagian yang ada.
􀂃 Flow Charts :
Flow chart sangat berguna bagi manajer risiko karena dari
sinilah seseorang dapat melihat alur distribusi material atau
sistem manufacture dalam proses produksi, sehingga
memungkinkan kita untuk dapat mengindentifikasi
kemungkingan-kemungkinan yang dapat timbul dalam proses
tersebut.
Check List :
Sejumlah pertanyaan mengenai setiap item dad pada perils atau
hazards yang dapat timbul dalam perusahaan bersangkutan.
Perangkat perangkat lainnya yang dapat digunakan, selain yang
disebut diatas, antara lain : Financial & Accounting record,
Fault Tree, Safety Audits dll.
VII.2. EVALUASI/ANALISA RISIKO :
Tahap kedua dalam proses manajemen risiko adalah melakukan
evaluasi/analisa risiko, di mana data-data yang telah diperoleh pada
tahap identifikasi risiko dianalisa dan diukur baik secara kualitatip
maupun kuantitatip dengan pendekatan-pendekatan statistik,
ekonomi dan rekayasa.
Qualitative analysis :
Estimation of physical effect to the flow of production without
placing any monetary value. --> Bisa didapat dari experience
(pengalaman)
Quantitative analysis:
Involved as the calculating the financial consequences of
interruption to the production. --> Data & Statistik
Dalam melakukan analisa risiko, dasar pemikiran kita harus bertolak
pada anggapan bahwa suatu peristiwa akan atau tidak akan terjadi.
Dua faktor penting yang harus kita amati adalah "frekwensi" dan
"severity", serta hubungan antara kedua faktor tersebut.
Frekwensi : Berkaitan dengan sering atau tidaknya suatu risiko terjadi
Severity : Berkaitan dengan besar atau kecilnya akibat yang
ditimbulkan atas terjadinya suatu risiko.
Operasional suatu pabrik kimia mempunyai tingkat risiko yang sangat
tinggi. Hal ini bukan karena pabrik tersebut sering terbakar, tetapi lebih
berdasarkan anggapan bahwa apabila loss terjadi dampaknya akan besar
sekali Severity
Sebaiknya sebuah Department Store yang besar cenderung menafsirkan
pecahnya kaca atau risiko pencurian barang mempunyai tingkat risiko
yang tinggi. Hal ini bukan karena anggapan bahwa apabila terjadi loss
akan mengakibatkan dampak keuangan yang besar, tetapi lebih
berdasarkan anggapan seringnya terjadi kerugian semacam. !n amount
kecil-kecil, tetapi frekwensi pecahnya kaca / pencurian sangat sering
terjadi firekwensi.
Dalam asuransi hubungan kedua faktor tersebut biasanya :
"High frekwensi of Low Severity"
atau
"Low frekwensi of High Severity"
Misalnya :
Untuk risiko perumahan --> banyak kerugian kecil yang terjadi, tetapi
sedikit kasus di mana rumah terbakar completely (figure 1 a). Figure
1b. memperlihatkan sebaliknya Low frequency high severity
(contohnya : Aviation risk).
VII.3. PENGAWASAN RISIKO
Pada tahap ini manajer risiko menjalankan dua tugas :
Pertama, merancang cara terbaik dan ekonomis untuk menekan risiko
sampai ketitik minimum yang dapat dicapai
Kedua, berusaha secara terus menerus mempertahankan tingkat
risiko minimum yang telah dicapai.
Pengawasan risiko dapat dilakukan melalui dua macam pendekatan
yaitu :
a). Pendekatan secara phisik
b). Pendekatan secara financial.
VII.3.a. Pendekatan secara phisik dapat dilakukan melalui :
- Penghapusan risiko
- Pengurangan risiko
- Pencegahan risiko
Penghapusan Risiko :
- Mengabaikan risiko
- Menghapuskan risiko
- Mengasumsikan risiko (mengalihkan tanggung jawab)􀂃 Pengurangan Risiko
- Menjauhi kegiatan yang mengandung risiko yang
relatip besar.
- Mengsubkontrakkan kegiatan yang mengandung risiko
yang relatip besar kepada pihak lain.
- Memasang tanda-tanda peringatan atau larangan.
Menerapkan metode kerja yang baik, penjagaan dan
keamanan.
- Membangun prasarana yang lebih baik misalnya :
Gudang tahan api, tahan gempa dll.Pencegahan Risiko-Risiko
- Menyediakan alat-alat yang dapat menanggulangi
risiko.
- Mengatur.ruan~ atau mengatur lay-out yang lebih baik.
- Memisahkan kegiatan-kegiatan yang mengandung risiko
besar dan risiko kecil.
- Memasang saluran air, saluran asap atau saluran panas.


Sumber : s2informatics.files.wordpress.com/2007/11/introduction.




LATAR BELAKANG ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Di era globalisasi saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia. Baik perusahaan sejenis maupun yang tidak sejenis. Setiap perusahaan pasti memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda. Saat ini semua perusahaan wajib membuat suatu laporan yang berkaitan dengan perkembangan keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran kemajuan perusahaan secara periodik. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi yang tertuang dalam prinsip akuntansi Indonesia tahun 1984.

Definisi laporan keuangan yaitu suatu media informasi yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pihak internal dan eksternal perusahaan yang bermanfaat bagi pihak tersebut dalam pengambilan keputusan secara ekonomi.

Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Karena laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban pimpinan perusahan atau pihak manajemen atas tugas yang diberikan untuk mengelola perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Jika perusahaan tidak membuat laporan keuangan, maka pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tidak dapat mengambil keputusan ekonomi dalam rangka memajukan perusahaan.

Hal inilah yang membuat penulis mengangkat topik laporan keuangan untuk dibahas secara terperinci dengan judul Analisis Laporan Keuangan Bulanan PT. Wisnu Inter Sains Hakiki Tahun 2012. Pada dasarnya laporan keuangan disusun secara periodik yaitu setahun sekali, akan tetapi sering juga ditemui ada perusahaan yang membuat laporan keuangannya setiap tiga bulan sekali, bahkan setiap bulan sekali.. 

TUJUAN DAN MANFAAT MENGANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Pihak yang menganalisis laporan keuangan yaitu para analis keuangan perusahaan atau manajemen yang bertanggung jawab penuh dalam mengelola perusahaan, sebagai pertanggung jawaban untuk melaporkan hasil analisa laporan keuangan kepada atasan atau pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini diperlukan untuk :

a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dalam laporan keuangan biasa.

b. Dapat mengetahui keadaan yang terkandung dalam laporan keuangan.

c. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan perusahaan sendiri.

d. Dapat menentukan peringkat perusahaan tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

e. Dapat membandingkan situasi perusahaan yang lain dengan standar industri normal dan ideal.

f. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil keuntungan, struktur keuangan dan lain-lain. Dapat juga memprediksi potensi arah yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang.

MATERI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan terdiri dari beberapa pos yaitu neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan, dan arus kas. Dari semua pos tersebut akan dianalisa per beberapa periode waktu, sesuai masing-masing pos. Setelah menganalisis laporan keuangan tersebut, selanjutnya menganalisis keadaan posisi keuangan perusahaan dengan menggunakan metode perhitungan rasio-rasio yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio aktivitas sesuai dengan data yang ada pada laporan keuangan..

KATA MUTIARA

Kemarin ada kenangan,
Semalam ada impian,
Hari ini ada kenyataan,
Dan hari esok ada harapan,
Namun tak bisa dipungkiri semua akan menjadi masa lalu,
Dan masa lalu akan terbenam oleh banyak kesalahan dan dosa,
Maka ijinkan hati kecil ini untuk mengucapkan seuntai kata maafkan aku dengan bertabur ketulusan didalam hatiku,
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberi kekuatan dan ketabahan kepada kita semua dalam menyongsong tagun ini dan tahun-tahun yang akan datang,
Semangat untuk hidup yang lebih baik...

Kumpulan Puisi "Smile"

Senyum
Ringan tak bersuara tapi penuh makna
Senyum
Murah tapi tak ternilai dengan rupiah
Senyum
Tak bertenaga tapi besar motivasinya
Senyum
Suatu hal yang mudah tapi selalu tampak indah
Senyum
Satu hal yang biasa tapi bisa jadi sangat special
Senyum
Ibadah yang paling mudah tapi berpahala setara dengan sedekah
Senyum
Penuhilah harimu dengan senyuman..

Kumpulan Puisi "Me Likes The Twinkle"

Hidupku bagaikan sebuah bintang
Kadang terlihat terang
Kadang terlihat redup
Kadang terlihat besar
Kadang terlihat kecil
Kadang terlihat dekat
Kadang terlihat jauh....

Aku hidup ditemani oleh orang-orang yang kusayang
Begitupun bintang diangkasa ditemani oleh jutaan bintang lainnya
Aku dan bintang diciptakan
Untuk melaksanakan suatu tujuan
Tujuan yang sama
Didunia yang sama
Di galaxy yang sama
Dan dimasa yang sama...

Amazing Dramas

Sudah lama tidak nonton drama korea. Beberapa waktu yang lalu nonton lagi, judul film dramanya The King 2 Hearts, tiba-tiba sekarang jadi maniak sama film dan pemain-pemainnya. Benar-benar tidak disangka, ada drama yang dapat memotivasi semua orang, bahkan negara yang memang sudah lama perang saudara, dapat hidup berdampingan dengan baik walau sering diadu domba oleh oknum yang tidak bertanggung jawab agar tidak berdamai.

Walaupun itu hanya cerita fiktif dalam sebuah film drama, tapi penulis dapat menyampaikan maksud, tujuan dan keinginannya dengan baik dan jelas didalam drama itu. Apalagi didukung dengan pemain utama yang sudah terkenal dan tak asing lagi yaitu Lee Seung Gi dan Ha Ji Won. Menyebut namanya saja sudah merinding. Dua jempol saya acungkan untuk totalitas para pemain dan film drama ini. Benar-benar luar biasa dan sangat bermutu. Kalau penasaran, silahkan buktikan sendiri. Ayo tonton filmnya, dijamin langsung membuat anda terpukau..

RESIKO YANG SAYA AMBIL SELAMA SEBULAN

Saat pagi hari sebelum berangkat kuliah, saya tidak apa-apa. Dan ketika sampai dikampus pun, saya juga masih belum merasakan apapun. Sampai pada siang hari sebelum jam makan siang, saya mulai merasakan nyeri diperut. Saya pikir ini cuma sakit perut biasa.Saat istirahat, saya langsung makan siapa tau sakit perutnya mulai mereda. Tapi ternyata tidak, perut saya masih terasa nyeri.

Saya mengambil resiko untuk tidak izin pulang. Dan sampai siang menjelang sore, perut saya semakin terasa nyeri. Sampai mata kuliah terakhir, saya tetap tidak izin. Saya menyempatkan diri ke kamar mandi/toilet. Begitu mata kuliah terakhir selesai. Ternyata perut saya nyeri sampai saya merasa mau pingsan karena saya sedang berhalangan penyakit wanita. Badan saya terasa sangat lemas karena menahan rasa sakit.

Seandainya dari tadi siang saya izin pulang, pasti saya sudah beristirahat dirumah dan minum obat untuk meredakan rasa nyeri. Tapi kenyataannya saya masih tetap dikampus, duduk dikelas, mendengarkan dan memperhatikan dosen menjelaskan walaupun sempat tidak konsen karena sakit. Memang, kalau sudah menyangkut masalah penyakit wanita, harus sedia payung sebelum hujan.

RESIKO YANG SAYA AMBIL SELAMA SEBULAN

Di semester 5 ini, orangtua saya sedang mengalami kesulitan financial. Biasanya saya selalu membayar uang pembayaran kuliah cash, tetapi lain dengan semester ini. Perjuangan saya untuk kuliah sangat berat dan perjuangan orang tua saya juga sangat luar biasa. Walaupun sedih melihat keadaan orangtua saya yang sedang mengalami kesulitan, tadinya saya ingin mengalah untuk cuti karena saya tidak tega melihat beliau-beliau bekerja keras demi membayar bayaran semester ini.

Akhirnya orangtua saya mengambil keputusan untuk mencicil pembayaran kuliah saya di semester ini. Walaupun mencicil, tapi saya juga memiliki resiko. Karena apabila saya sudah membayar cicilan pertama dan belum membayar cicilan kedua sampai dengan batas waktu yang ditentukan, maka DNS saya akan dicekal oleh pihak kampus untuk sementara. Astagfirullah menyedihkan sekali. Orang sedang mengalami kesulitan tetapi semakin diperburuk keadaannya bukan dibantu :'(:'(..

RESIKO YANG SAYA AMBIL SELAMA SEBULAN

Setiap hari kamis jam 07.30 - 09.30 saya praktikum di laboratorium manajemen lanjut. Pada suatu hari kamis pagi sekitar jam 6 kurang, tiba-tiba didaerah rumah saya hujan deras. Padahal saat itu saya baru akan berangkat kekampus menggunakan transportasi umum. Karena berhubung ada kendala hujan yang tidak berhenti sampai jam 06.35, saya mengambil resiko untuk menerobos hujan yang sudah tidak begitu deras kekampus menggunakan ojek.

Karena kalau saya tetap berangkat menggunakan transportasi umum oper sebanyak 3 kali, dan takut terlambat, akhirnya saya mengambil resiko itu. Saya juga jadi mengeluarkan biaya ekstra untuk hal ini, karena termasuk kedalam kejadian dan biaya yang tak terduga.

RESIKO YANG SAYA AMBIL SELAMA SEBULAN

Saat ayah saya sakit, dalam waktu yang cukup lama, keadaan dirumah saya sangat repot. Saya tidak bisa diam saja melihat ibu saya kerepotan sendiri. Akhirnya saya mengambil resiko untuk tidak masuk kuliah demi mengantar ayah saya berobat jalan kerumah sakit dan merawat ayah saya, sehingga membantu meringankan beban ibu saya.

Walaupun tidak masuk kuliah, saya menghubungi teman saya untuk bertanya soal tugas apabila ada tugas dari dosen, dan meminjam catatan untuk dipelajari sendiri dirumah agar tidak ketinggalan materi kuliah.

RESIKO YANG SAYA AMBIL SELAMA SEBULAN

Ketika kondisi keuangan saya benar-benar sulit, saya tidak punya uang untuk ongkos kuliah. Sedangkan uang bulanan saya turun dari orangtua masih beberapa hari lagi. Saya tidak bisa meminta pada orangtua sebelum waktunya diberikan, aqalagi disaat orangtua juga sedang mengalami kesulitan. Saya mengambil resiko untuk meminjam uang kepada teman untuk ongkos kuliah sampai uang bulanan saya turun. 
 
Walauqun uang bulanan saya nanti sudah turun, saya juga sudah memikirkan resikonya, yaitu uang bulanan saya akan kembali berkurang. Saya mengatasinya dengan mengirit uang tersebut dengan cara membawa bekal dari rumah agar mengurangi biaya yang dikeluarkan setiaq kuliah.

RESIKO YANG SAYA AMBIL SELAMA SEBULAN

Kemarin-kemarin ini ayah saya sakit, dalam waktu yang cukup lama. Saat beliau sehat, beliau yang mengantar jemput saya kuliah setiap hari. Tetapi semenjak beliau sakit, tidak ada yang mengantar dan menjemput saya kuliah. Saya belum terlalu mahir dalam mengendarai sepeda motor, terutama dijalan raya.
Dalam kondisi seperti ini, saya mengambil resiko untuk menggunakan transportasi umum, padahal setiap hari jadwal kuliah saya dimulai pukul setengah 8 pagi dan rumah saya lumayan jauh.

Tadinya saya benar-benar bingung, karena saya tidak pernah telat masuk kuliah sama sekali, saya orang pertama yang selalu datang dikelas. Saya memutuskan untuk berangkat dari rumah jam 6 pagi, karena saya harus oper transportasi umum sebanyak 3 kali untuk berangkat dan pulangnya. Tetapi syukurlah walaupun waktunya mepet, dan tidak banyak, saya tetap tidak telat masuk kuliah walauqun kadang datang pas-pasan jam 07.30 atau jam 8 kurang karna macet, tetapi dosennya belum masuk kelas.