Sabtu, 31 Desember 2011

Mengasah Kreativitas Dalam Mengembangkan Usaha Kecil

Dunia bisnis selalu berubah dan tidak pernah berhenti mengalami perubahan, pasang surut lingkungan bisnis selalu terjadi. Problem dalam mengembangkan bisnis tidak saja datang dari internal pelaku bisnis semata tetapi juga datang dari lingkungan sekitarnya. Ada berbagai macam cara yang dilakukan orang dalam mengembangkan bisnisnya seperti pernah ditulis pada beberapa tulisan terdahulu antara lain dengan persiapan dalam mengembangkan usaha secara matang, melakukan inovasi bisnis, melaksanakan langkah diversifikasi usaha dan upaya-upaya lainnya.


Apapun yang dilakukan dalam mengembangkan bisnis kunci utamanya adalah kreativitas di dalam menentukan langkah dan upaya tersebut. Satu langkah sukses dalam mengembangkan bisnis yang dilakukan orang lain belum tentu sesuai untuk bisnis kita jika dijiplak begitu saja tanpa kreativitas dan modifikasi di dalamnya. kreativitas didalam mengadopsi strategi bisnis orang lain juga penting bagi suksesnya bisnis.


Kreativitas terletak pada orangnya, terletak pada pelakunya, maka langkah agar kita bisa kreatif dalam mengembangkan bisnis adalah mengasah kreativitas diri kita. Kreativitas adalah sebuah keterampilan yang bisa muncul dalam diri kita dan juga bisa hilang. Kreativitas bisa muncul dan berkembang jika diasah dan dilatih, sebaliknya bisa hilang jika tidak pernah dilatih. Berikut adalah tips mengasah kreativitas kita yang bisa berguna untuk mengembangkan usaha dan pengembangan pribadi.


Menciptakan tujuan yang jelas, agar dapat menghasilkan ide-ide yang jelas juga . Setelah tujuan yang ditetapkan sudah jelas kemudian fokus dalam melakukan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Betapapun cemerlang ide-ide kreatif yang Anda hasilkan, nantinya tidak akan bernilai jika belum dilaksanakan atau diuji. Jadi Anda akan menjadi lebih kreatif dengan selalu menciptakan tujuan dan kegigihan mencapai tujuan itu.


Mempelajari kemampuan fundamental yang diperlukan Berusahalah menyerap ilmu pengetahuan dan pengalaman sebanyak mungkin di bidang yang sangat Anda minati, misalnya di bidang perdagangan, motivasi, bahasa, kedokteran, tehnik, dan lain sebagainya. Semakin banyak hal yang Anda ketahui, semakin mudah Anda ciptakan kreativitas yang bernilai jual tinggi. Salah satu contoh adalah Soegiharto Sosrodjojo, berpuluh tahun menggeluti dunia pertanian dan produksi teh kemudian menciptakan teh botol dan sekarang menjadi jutawan yang memimpin Sosro Group.


Fokus pada satu aktivitas kreatif. Misalnya Anda ingin kreatif dalam bidang desain pakaian, lakukan aktivitas kreatif walaupun hanya berupa goresan sketsa sederhana atau satu bagian sulaman. Langkah itu selain membuat Anda lebih menikmati dan terbiasa, tetapi juga meningkatkan daya kreativitas Anda seiring bertambahnya pengalaman dan ilmu yang terus bertambah setiap hari.


Keluar dari zona nyaman. Sebab pada saat itu ia terdesak untuk segera mendapatkan solusi atas masalah-masalah yang sedang dihadapi. Cobalah mengimajinasikan suatu keadaan dimana Anda berada dalam kondisi terdesak dan kemudian tulislah apa yang ada dalam pikiran Anda. Beberapa di antara imajinasi tersebut mungkin dapat menjadi ide kreatif andalan. Bila kebiasaan tersebut terus diulang, maka Anda akan terlatih atau terbiasa menciptakan aneka kreativitas.


Biarkan pikiran bebas berimajinasi Imajinasi seringkali memunculkan ide-ide sederhana, tetapi unik dan bernilai tinggi. Lauren Bacall mengatakan, “Imajinasi adalah layang-layang tertinggi yang mampu diterbangkan manusia.”


Mencoba hal-hal baru untuk meningkatkan pengalaman Lakukan setiap proses mencoba hal baru itu sebagai sebuah permainan, sehingga Anda merasa senang melakukannya, serta lebih siap menerima kegagalan dan belajar dari kegagalan tersebut. Perasaan senang itu merupakan kunci meningkatkan daya kreativitas.


Motivasi non material Motivasi tersebut menjadikan seseorang mampu berpikir lebih jenius dan memiliki semangat lebih besar dalam berusaha. Sebab motivasi tersebut bukan didasari keinginan untuk mendapatkan imbalan atau karena kompetisi, melainkan motivasi untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan jika mampu menakhlukkan tantangan dan berhasil menciptakan kreativitas.


Memiliki ketekunan, semangat, kedisiplinan, dan kegigihan dalam melakukan sesuatu. Keempat hal tersebut akan membantu Anda terus berusaha menyiasati keterbatasan, mencari solusi bekerja dan lebih efisien hingga berhasil menciptakan karya luar biasa atau ide-ide cemerlang.


Percaya bahwa Anda kreatif. Seorang peneliti pernah melakukan survei kepada sekelompok karyawan. Beberapa karyawan yang kreatif ternyata percaya bahwa mereka kreatif. Sedangkan sebagian lagi yang tidak kreatif itu percaya bahwa mereka tidak kreatif. Artinya, apapun yang Anda percaya adalah benar dan dapat menjadi kenyataan, termasuk jika Anda percaya bahwa Anda kreatif.


Mengevaluasi ide-ide sendiri secara jujur. Jangan segan untuk meminta pendapat dan saran dari orang lain, terutama dari mereka yang cukup ahli di bidang mereka dan dapat dipercaya. Bila Anda selalu melakukan evaluasi atas kreativitas yang Anda hasilkan, maka dapat dipastikan Anda akan mampu menghasilkan karya yang bernilai tinggi atau benar-benar dapat memecahkan suatu masalah.


Kreativitas yang positif artinya tidak keluar dari nilai-nilai moralitas, dan itu sangat penting karena menyokong kemajuan dan mempermudah hidup kita semua. Terlebih untuk menghadapi kehidupan yang sangat dinamis dan penuh masalah ini, kita semua harus bisa bersikap dan berpikir lebih kreatif. Bisnis merupakan dunia yang dinamis dan itu menuntut kreativitas kita di dalam menjalaninya.(Galeriukm).


Sumber: Andrew How, Meningkatkan Daya Kreativitas ,http://www.andriewongso.com/artikel/artikel_tetap/3320/10_Tips_Meningkatkan_Daya_Kreativitas/

"PROSES BERFIKIR SECARA KREATIF"

Unsur kreatif diperlukan dalam proses berpikir untuk menyelesaikan masalah. Semakin kreatif seseorang, semakin banyak alternatif penyelesaiannya.
Berpikir merupakan instrumen psikis paling penting. Dengan berpikir, kita dapat lebih mudah mengatasi berbagai masalah dalam hidup.
Dalam proses mengatasi suatu masalah, kita sering berpikir dengan cara berbeda-beda. Para psikolog dan ahli logika mengenal beberapa cara berpikir. Namun, tidak semua efektif bagi proses pemecahan masalah.
Berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan. Dengan cara itu seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Pasalnya, seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan suatu masalah.
Menurut J.C. Coleman dan C.L. Hammen (1974), berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru - dalam konsep, pengertian, penemuan, karya seni.
Sedangkan D.W. Mckinnon (1962) menyatakan, selain menghasilkan sesuatu yang baru, seseorang baru bisa dikatakan berpikir secara kreatif apabila memenuhi dua persyaratan.
Pertama, sesuatu yang dihasilkannya harus dapat memecahkan persoalan secara realistis. Misalnya, untuk mengatasi kemacetan di ibukota, bisa saja seorang walikota mempunyai gagasan untuk membuat jalan raya di bawah tanah. Memang, gagasan itu baru, tetapi untuk ukuran Indonesia solusi itu tidak realistis. Dalam kasus itu, sang walikota belum dapat dikatakan berpikir secara kreatif.
Kedua, hasil pemikirannya harus merupakan upaya mempertahankan suatu pengertian atau pengetahuan yang murni. Dengan kata lain, pemikirannya harus murni berasal dari pengetahuan atau pengertiannya sendiri, bukan jiplakan atau tiruan. Misalnya, seorang perancang busana mampu menciptakan rancangannya yang unik dan mempesona. Perancang itu dapat disebut kreatif kalau rancangan itu memang murni idenya, bukan mencuri karya atau gagasan orang lain.
Menurut ahli lain, Dr. Jalaludin Rakhmat (1980) untuk bisa berpikir secara kreatif, si pemikir sebaiknya berpikir analogis.
Jadi, proses berpikirnya dengan cara menganalogikan sesuatu dengan hal lain yang sudah dipahami. Kalau menurut pemahaman si pemikir, kesuksesan adalah keberhasilan mencapai suatu tujuan, maka saat ia berpikir tentang kesuksesan, ciri-ciri berupa "berhasil mencapai tujuan" menjadi unsur yang dipertimbangkan.
Misalnya, seseorang dikatakan sukses bila ia dengan bekerja keras telah berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan. Tanpa tujuan yang jelas sulit bagi seseorang untuk bisa sukses. Namun, karena setiap orang mempunyai tujuan berbeda, maka standar kesuksesan setiap orang pun berbeda.
Di samping berpikir secara analogis, untuk berpikir secara kreatif, si pemikir juga harus mengoptimalkan imajinasinya untuk mereka-reka berbagai hubungan dalam suatu masalah.
Dengan ketajaman imajinasi, kita dapat melihat hubungan yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain. Contohnya, Einstein melihat hubungan antara energi, kecepatan, dan massa suatu benda. Newton melihat hubungan antara apel jatuh dan gaya tarik bumi. Seorang pemuda Indonesia Baruno melihat hubungan antara keahliannya membuat kerajinan tangan dengan enceng gondok, sandal, dan uang.


Lima tahap berpikir • Agar mampu berpikir secara kreatif, pikiran harus dioptimalkan pada setiap tahap yang dilalui. Lima tahap pemikiran ialah orientasi, preparasi, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
Pada tahap orientasi masalah, si pemikir merumuskan masalah dan mengindentifikasi aspek-aspek masalah tersebut. Dalam prosesnya, si pemikir mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang tengah dipikirkan.
Pada tahap selanjutnya, preparasi, pikiran harus mendapat sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah tersebut. Kemudian informasi itu diproses secara analogis untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi. Si pemikir harus benar-benar mengoptimalkan pikirannya untuk mencari pemecahan masalah melalui hubungan antara inti permasalahan, aspek masalah, serta informasi yang dimiliki.
Pada tahap inkubasi, ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu, biarkan pikiran beristirahat sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan terus bekerja secara otomatis mencari pemecahan masalah. Proses inkubasi yang tengah berlangsung itu akan sangat tergantung pada informasi yang diserap oleh pikiran. Semakin banyak informasi, akan semakin banyak bahan yang dapat dimanfaatkan dalam proses inkubasi.
Pada proses keempat, yakni iluminasi, proses inkubasi berakhir, karena si pemikir mulai mendapatkan ilham serta serangkaian pengertian (insight) yang dianggap dapat memecahkan masalah. Pada tahap ini sebaiknya diupayakan untuk memperjelas pengertian yang muncul. Di sini daya imajinasi si pemikir akan memudahkan upaya itu.
Pada tahap terakhir, yakni verifikasi, si pemikir harus menguji dan menilai secara kritis solusi yang diajukan pada tahap iluminasi. Bila ternyata cara yang diajukan tidak dapat memecahkan masalah, si pemikir sebaiknya kembali menjalani kelima tahap itu, untuk mencari ilham baru yang lebih tepat.


Gagasan luar biasa Coleman & Hammen mengungkapkan, ada tiga faktor yang secara umum dapat ikut menunjang cara berpikir kreatif.
Pertama, kemampuan kognitif. Seseorang harus mempunyai kecerdasan tinggi. Ia harus secara terus-menerus mengembangkan intelektualitasnya.
Kedua, sikap terbuka. Cara berpikir kreatif akan tumbuh apabila seseorang bersikap terbuka pada stimulus internal dan eksternal. Sikap terbuka dapat dikembangkan dengan memperluas minat dan wawasan.
Ketiga, sikap bebas, otonom, dan percaya diri. Berpikir secara kreatif membutuhkan kebebasan dalam berpikir dan berekspresi. Juga memerlukan kemandirian berpikir, tidak terikat pada otoritas dan konvensi sosial yang ada. Yang terpenting, ia percaya pada kemampuan dirinya.
Seseorang yang mempunyai tingkat kreativitas tinggi, sering kali menghasilkan pemikiran atau gagasan luar biasa, aneh, terkadang dianggap tidak rasional. Bahkan, karena keluarbiasaan itu, tidak sedikit orang kreatif dianggap "gila".
Menurut Jalal, ada kesamaan antara orang kreatif dengan orang gila, karena cara berpikirnya tidak konvensional. Bedanya, orang kreatif mampu melakukan loncatan pemikiran yang menimbulkan pencerahan atau pemecahan masalah. Sementara orang gila tidak mampu melakukannya.


sumber : www.facebook.com/Adam Al-Fatah

Berpikir Kreatif Untuk Meraih Sukses Usaha

Berbicara mengenai kesuksesan tentunya setiap pelaku usaha selalu berharap untuk bisa mewujudkannya. Bahkan berbagai macam cara pun mulai dijalankan para pelaku usaha untuk bisa mencapai kesuksesan yang telah diimpikannya. Salah satu cara yang bisa dilakukan para pelaku usaha untuk meraih kesuksesannya yaitu dengan selalu berpikir kreatif.


Berpikir kreatif 200x129 Berpikir Kreatif Untuk Meraih Sukses UsahaUntuk bisa menciptakan sebuah peluang usaha yang tahan banting di tengah gempuran persaingan pasar, terkadang dibutuhkan adanya kreativitas yang tinggi agar bisa tercipta sebuah inovasi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Selain itu, para pelaku usaha juga dituntut untuk selalu berpikir kreatif guna meningkatkan nilai tambah yang mereka miliki dan memenangkan persaingan pasar yang ada disekitarnya.


Jadi, wajar adanya bila para entrepreneur sukses selalu diidentikan dengan sekelompok orang yang tak pernah lelah untuk berkreasi. Karena setiap harinya mereka harus menggunakan kreativitasnya untuk mempertahankan eksistensi usahanya. Lalu, langkah apa saja yang bisa dilakukan para pelaku usaha untuk meraih puncak suksesnya? Berikut ini beberapa tips motivasi bisnis yang bisa Anda jalankan untuk meraih sukses usaha.


Miliki mimpi yang besar


Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk menggantungkan mimpi mereka setinggi-tingginya. Namun sebagai pelaku usaha, tentunya mimpi yang Anda citakan juga harus didukung dengan usaha yang realistis. Sehingga mimpi besar yang telah Anda tuliskan bisa terwujud sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan, bukannya menjadi impian kosong di siang bolong. Karena itu, mulailah dengan mengerjakan sesuatu yang kecil untuk menggapai mimpi besar yang telah Anda inginkan.ide usaha 200x200 Berpikir Kreatif Untuk Meraih Sukses Usaha


Ciptakan ide yang unik, buatlah konsep yang bagus, dan optimalkan proses eksekusinya.
Untuk meraih mimpi besar yang Anda inginkan, bisa dimulai dengan menciptakan sebuah ide segar yang belum pernah ada sebelumnya. Setelah ide tercipta, maka buatlah konsep yang matang untuk mewujudkan ide-ide tersebut. Terakhir, setelah perencanaan benar-benar sudah matang, maka lakukan semua proses eksekusi dengan optimal agar ide kreatif yang Anda miliki menghasilkan inovasi baru yang memberikan nilai tambah bagi perkembangan usaha Anda.


Tak lelah untuk berinovasi Ketika seorang pelaku usaha berhasil menciptakan sebuah karya, maka Ia tidak boleh berpuas diri dengan produk yang dihasilkannya. Teruslah berkreasi untuk merancang inovasi-inovasi baru yang akan diluncurkan pada periode berikutnya. Sebab, kehadiran sebuah produk baru tidak hanya menarik perhatian konsumen, namun juga menarik perhatian para kompetitor untuk menduplikasi produk tersebut. Karenanya, jangan pernah lelah untuk berinovasi, karena kompetitor Anda juga tidak lelah untuk menduplikasi.


Senang dengan tantangan Seorang pengusaha yang sukses memiliki mental yang kuat dan berusaha menikmati setiap tantangan dalam perjalanan usahanya. Saat orang lain terlena dengan kemapanan yang telah didapatkan, maka seorang pelaku usaha cenderung berani mengambil sebuah resiko untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Mereka tidak lelah untuk terus berkarya dan menjadikan tantangan sebagai teman baiknya hingga mencapai puncak kesuksesan.


Selalu belajar dari pengalaman Untuk menjadi pengusaha yang sukses, tidak ada salahnya bila Anda belajar langsung dari pengalaman para pengusaha yang telah berhasil mencapai puncak kejayaannya. Dari mereka, Anda bisa mengambil beberapa strategi jitu yang mengantarkan mereka meraih suksesnya. Disamping itu, Anda juga bisa mendapatkan pelajaran penting dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki para entrepreneur sukses, baik pengalaman pahitnya dalam memulai usaha maupun pengalaman mereka untuk mengembangkan usahanya. Semoga kelima tips bisnis yang telah kita bahas bersama bisa memberikan manfaat bagi para pembaca. Jangan pernah lelah berpikir kreatif untuk meraih sukses usaha, karena kesuksesan bisnis Anda sepenuhnya berada di tangan Anda. Teruslah berkarya dan salam sukses.


Jumat, 30 Desember 2011

Profil usaha kecil dan pengembangannya

Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil


Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk :


Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki. Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.
Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.
Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya. Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses.


Proses Perencanaa dan Pengembangan Produk

Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembang yang lebih besar dibentuk. Perencanaan produk merupakan suatu kejadian yang mempertimbangkan portofolio suatu proyek, sehingga suatu organisasi dapat mengikuti dan menetukan bagian apa dari proyek yang akan diikuti selama periode tertentu.


Kegiatan perencanaan produk menjamin bahwa proyek pengembangan produk mendukung strategi bisnis perusahaan yang lebih luas dan menentukan: a. Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan. b. Kombinasi pengembangan produk (produk baru, produk platform, atau produk turunan). c. Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio. d. Waktu dan urutan proyek.


Setiap proyek terpilih dilengkapi dengan tim pengembang produk. Tim ini harus mengetahui misi proyek sebelum dimulai pengembangan. Misi setiap proyek seharusnya memuat: a. Segmen pasar yang dapat dipertimbangkan untuk merancang dan mengembangkan produk. b. Teknologi yang digunakan. c. Target proyek secara finansial. d. Anggaran dan deadline proyek.


Proses Perencanaan Produk Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang dikembangkan dan waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para pesaing. Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi perubahan dan perkembangan yang ada.


Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:
1. Mengidentifikasi peluang Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan produk, yaitu:
a. Produk baru b. Turunan dari produk yang sudah ada c. Perbaikan produk yang sudah ada d. Produk yang pada dasarnya baru


Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup, demografi dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang kategori produk baru


2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah: a. Strategi bersaing Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen merupakan sebuah kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi yang mungkin untuk diterapkan: a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi. b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya. c) Fokus pelanggan. d) Produk tiruan.


b. Segmentasi pasar Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk pesaing dan milik sendiri dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan peluang produk yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan dan yang memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing.
c. Perkembangan teknologi Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk.
d. Perencanaan platform produk Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk. Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar utama. Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha pengembangan produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana yang akan digunakan untuk produk baru. Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relevan untuk produk yang dipertimbangkan.
e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental adalah: a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata). b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun). c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya). d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar. e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi. f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain. g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan implikasi dari keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998) melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan sebagainya.


3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu a. Pengelolaan sumber daya Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.
b. Penentuan waktu proyek Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor:
1) Penentuan waktu pengenalan produk. 2) Kesiapan teknologi. 3) Kesiapan pasar. 4) Persaingan dalam penawaran produk.


4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu pernyataan visi produk. Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum. Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat dalam suatu pernyataan misi.


a. Pernyataan misi Pernyataan misi mencakup:
a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik. b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas. c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan. d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan. e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk. Daftar stakeholder dimulai dari pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan-keputusan tentang produk. Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangakn kebutuhan setiap konsumen.


b. Asumsi dan batasan
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih terarah. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan: a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional manufaktur. b) Pelayanan. Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat menentukan keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan sasaran strategis untuk tingkat-tingkat kualitas pelayanan. c) Lingkungan. Sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan dimanufaktur kembali atau didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada komponen yang dibuang pelanggan.


c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.

5. Merefleksikan hasil dengan proses Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses. Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini merupakan waktu untuk perbaikan.


SUMBER : http://file2shared.wordpress.com/perencanaan-produk/


Bagaimana Menangkap Peluang Usaha dan Menjadikannya sebagai Mesin Uang dengan Seketika

Anda sedang mencari-cari peluang usaha yang bisa diandalkan dan mampu menjamin hidup anda seterusnya tanpa harus mengalami status P7 (PERGI PAGI PULANG PETANG PENGHASILAN PAS-PASAN) seumur hidup?


Atau anda sebetulnya sudah memiliki usaha, namun perkembangan usaha anda lambat, mau berkembang susah, dst? Mari saya beritahu…


Cara menangkap peluang usaha atau bisnis itu sebenarnya sederhana. Yang anda butuhkan adalah seberapa baik insting anda mengendus peluang usaha. Untuk memulai usaha atau bisnis, seperti sudah saya utarakan berkali-kali baik lewat blog ini maupun lewat panduan bisnis internet www.FormulaBisnis.com yang sudah bertahun-tahun membantu menelurkan ribuan pebisnis internet, formula untuk memulai bisnis sangat sederhana. Anda hanya perlu 3 hal yaitu produk, situs web dan trafik. Nah untuk mendapatkan produk itu, anda perlu melakukan riset pasar.


Anda perlu mengetahui permintaan pasar yang sedang “panas”, dan lebih baik lagi jika permintaan pasar itu tak pernah surut dari waktu ke waktu. Berhubungan dengan komentar Mas Makrus, pemilik idebisnisrumahan.com di sini, saya sedang melakukan riset habis-habisan secara 360 derajat dengan berbagai metode riset internet, dari yang soft sampai yang ekstrem, tentang niche-niche yang bertebaran di bisnis internet Indonesia.


Sedikit bocoran, sekalipun riset yang saya lakukan belum kelar 100%, saya temukan sejumlah lahan-lahan yang sangat menjanjikan di internet namun belum tergarap maksimal. Padahal, jika “lahan” tersebut diolah dengan baik, profitnya pasti memuaskan. Rencananya, hasil riset ini akan saya masukkan ke AsetVirtual.com. Bagi anda yang belum gabung di AsetVirtual.com, buruan join di AsetVirtual.com. Karena saya tak yakin, begitu hasilnya saya rilis di AsetVirtual dan anda telat untuk menyimaknya, lahan-lahan tersebut masih tersedia. Jangan salahkan saya kalau lahan-lahan tersebut keburu diisi orang lain.


Kembali ke soal menangkap peluang usaha tadi. Seperti yang saya ceritakan di atas, riset pasar adalah kunci awal keberhasilan usaha. Mengetahui seberapa baik market yang anda bidik dan kemudian menyediakan produk yang pas untuk memenuhi kebutuhan pasar, berarti satu langkah keberhasilan sudah di tangan. Sisanya, tinggal siapkan situs web dan promosi untuk menjaring traffik. Sesimpel itu memulai bisnis online.


Pesan saya, ketika anda sudah menangkap sebuah peluang usaha, segera eksekusi itu sampai usaha anda mulai berjalan, lalu secepat mungkin usahakan penjualan pertama (karena dari sana anda tahu bagaimana cara paling efektif memasarkan produk anda sehingga menghasilkan penjualan kedua, ketiga, dst dan akhirnya meledakkan penjualan). Selalu amati juga pasar anda, sebab pasar selalu mengalami perubahan dan anda harus cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.


Related Posts:
• Niche Bisnis di Internet: Inilah 10 Hal yang Seharusnya Anda Tahu
• Bisnis Franchise Juga Bisa Lewat Internet
• Cara Mengubah Bisnis Anda Menjadi Mesin Uang
• 3 Tips Ampuh Membuat Situs Web Menjadi Mesin Penghasil Uang
• Mesin Uang Online Dimulai dari Pikiran Anda


Tags: joko susilo, peluang bisnis, peluang usaha, peluang usaha indonesia, peluang usaha yang bagus, Start and Grow Your Business


Orientasi Eksternal dan Internal Dalam Berwirausaha

Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi Eksternal
Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya - sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.


Orientasi Eksternal didapat dari :
1. Konsumen
2. Perusahaan yang sudah ada
3. Saluran distribusi
4. Pemerintah
5. Penelitian dan Pengembangan


Orientasi Internal didapat dari :
Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu :
Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan
Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsurunsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalahmasalahnya
Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan


Proses inovasi :
1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
3. Menguraikan masalah-masalah
4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
7. Mencari pemecahan sementara
8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati
9. Bergerak terus jika semuanya baik
10.Mencapai keberhasilan

Peluncuran usaha baru Yang harus dilakukan oleh wirausahawan adalah :
1. Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari gagasan bagi produk atau jasa
2. Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki
3. Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses
4. Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi pengembangan dan produksi
5. Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau jasa
6. Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu yang membedakannya dari pesaing
7. Melindungi gagasan kreatif melalui hak paten, hak cipta, merek dagang dan merek jasa


EVALUASI PELUANG USAHA BARU
Penetapan Kelayakan Usaha Baru
Banyak dana telah dikeluarkan didalam memulai usaha baru dan juga yang mengalami kebangkrutan dalam satu atau dua tahun. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan usaha baru adalah kendali wirausahawan.


Alasan utama kegagalan usaha baru adalah :
1. Pengetahuan pasar yang tidak memadai
2. Kinerja produk yang salah
3. Usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif
4. Tidak disadarinya tekanan persaingan
5. Keusangan produk yang terlalu cepat
6. Waktu memulai usaha baru yang tidak tepat
7. Kapitalisasi yang tidak memadai, pengeluaran operasi yang tidak diprediksi, investasi yang berlebih-lebihan pada asset tetap, dan kesulitan keuangan yang berkaitan


Sumber Oleh : Wuryanano

MEMBANGUN JIWA ENTERPRENEURSHIP PADA MAHASISWA MELALUI KEGIATAN MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN BERKURIKULUM STANDARD INTERNASIONAL I-TUTOR BANGKALAN

Abstraksi: Lembaga pendidikan mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar dalam mencarikan solusi untuk mengatasi masalah minimnya lapangan kerja. Dengan berperan mengatasi masalah ini, diharapkan akan dapat merubah citra Lembaga Pendidikan Tinggi yang selama ini dianggap sebagai salah satu penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia.


Enterpreneurship/berwirausaha merupakan salah satu alternatif solusi tepat untuk mengatasi hal tersebut. Lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi mempunyai peran untuk mencetak mahasiswanya menjadi wirausahawan-wirausahawan baru yang kompeten dibidangnya, berpengetahuan tinggi, percaya diri dan berjiwa wirausaha sejati. Dan salah satu program wirausaha yang cocok dikalangan mahasiswa adalah program Magang Kewirausahaan yang dilaksanakan dilembaga kursus dengan kurikulum berstandard internasional.


Kata-kata kunci: Enterpreneurship, Magang Kewirausahaan, I-Tutor


1. Analisis Situasi
Hingga sekarang, masalah bangsa yang sangat klasik dan meresahkan adalah tidak imbangnya lapangan kerja dibandingkan dengan jumlah pencari kerja. Dengan adanya masalah klasik ini Negara kita telah menumpuk stok pengangguran yang jumlahnya tiap hari semakin membengkak. Ini jelas terlihat dari jumlah pendaftar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada bulan Februari 2006 yang sangat membludak, mencapai ribuan orang.


Menurut Menakertrans Erman Suparno, bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 10,6 juta jiwa (Bappenas go.id, 20/03/2007). Dari data tersebut dapat diproyeksikan seberapa berat tanggungjawab pemerintah yang harus menyiapkan lapangan pekerjaan sesuai jumlah pengangguran tersebut. Tanpa adanya dukungan banyak pihak, pemerintah tidak mungkin sanggup mengatasi masalah ini dalam jangka waktu yang relatif singkat.


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Jamal menyatakan, pada Februari 2007, jumlah angkatan kerja mencapai 19,52 juta orang. Sekitar 18,06 juta orang bekerja dan 1,4 juta menganggur. Jumlah angkatan kerja ini naik sekitar 56.000 orang dari survei pada Februari 2006. (Sindo, Sabtu 10/05/2007). Sedang di Kabupaten Bangkalan, jumlah pencari kerja pada 2004 masih cukup tinggi sekitar 12.372. Dari angka tersebut, jumlah penganguran sarjana mencapai 6.692 orang (Radar Madura, Minggu 20/04/2008)


Untuk mengatasi hal tersebut, maka langkah-langkah dini dan kongkrit sudah harus mulai diperhitungkan oleh semua pihak termasuk Lembaga Pendidikan Tinggi. Lembaga pendidikan mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar dalam mencarikan solusi untuk mengatasi kondisi tersebut. Dengan ikut memikul tanggungjawab dan mencarikan solusi terhadap masalah minimnya lapangan kerja ini diharapkan akan dapat merubah citra Lembaga Pendidikan Tinggi yang selama ini dianggap sebagai salah satu penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia.


Enterpreneurship (berwiraswasta/wirausaha) merupakan salah satu alternatif solusi tepat untuk mengatasi hal tersebut. Lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi mempunyai peran untuk mencetak mahasiswanya menjadi wiraswasta-wiraswastawan baru yang kompeten dibidangnya sehingga mampu menghasilkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang memiliki pengetahuan tinggi, percaya diri dan berjiwa wirausaha sejati. Wirausahawan harus memiliki potensi kemampuan, semangat, keinginan yang komperensif dan motivasi yang tinggi untuk maju dan berkembang dalam kondisi apapun.


Wirausahawan sejati harus berani mengambil langkah-langkah dan keputusan strategis dalam kondisi apapun sehingga usaha yang dijalankan tetap dapat bertahan hidup dan mendapatkan laba sesuai dengan tujuan dari kegiatan wirausaha tersebut.
Universitas Trunojoyo, satu diantara lembaga pendidikan tinggi merupakan salah lembaga yang memiliki kewajiban untuk rnenghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan luas, menguasai IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan berjiwa wirausaha mandiri serta mumpuni.


Jembatan Suramadu yang menghubungkan antara pulau Jawa dengan pulau Madura memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya. Akan banyak persaingan bisnis dan ekonomi sebagai dampak dari selesainya jembatan tersebut. Perusahaan-perusahaan baru akan dibangun. Lembaga-lembaga yang berorientasi pada profit akan bermunculan. Perusahaan dan Lembaga tersebut diproyeksikan sebagian besar akan dikelola oleh masyarakat pendatang dari luar Madura atau bahkan dari luar negeri. Maka sejak dini kondisi tersebut harus diantisipasi dengan memperbaiki kualitas SDM masyarakat Madura, utamanya Bangkalan, memperbaiki manajemen pada berbagai lembaga/unit usaha lokal, dan meningkatkan mutu produk hasil dari lembaga/unit usaha lokal tersebut sehingga akan memiliki daya saing dengan lembaga/unit usaha pendatang.


Salah satu potensi usaha lokal ini adalah Lembaga Pendidikan Swasta seperti kursus-kursus dan lembaga pendidikan non-formal lainnya. Lembaga Pendidikan Swasta seperti kursus-kursus dan lembaga pendidikan non-formal lainnya sampai saat ini masih diharapkan banyak dapat membantu pemerintah daerah untuk memperbaiki kualitas SDM masyarakat Madura utamanya Bangkalan. Selain itu, keberadaan lembaga ini ikut pula memberikan sumbangsih untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal yang memiliki latar belakang yang sesuai dengan misi lembaga pendidikan tersebut. Dua keuntungan yang bisa diraih dengan didirikannya lembaga ini menjadikan lembaga ini memiliki fungsi tersendiri sebagai aset pemerintah daerah yang layak diperhatikan dan dikembangkan.


Dalam Program Magang Kewirausahaan (MKU) ini 6 orang mahasiswa Program Studi Sastra Inggris dan Manajemen, telah dimagangkan selama 3 bulan pada Lembaga Pendidikan Berkurikulum Standard Internasional I-Tutor Bangkalan untuk mempelajari ketrampilan teknik dasar mengajar dengan menggunakan multimedia dan mempelajari menejemen usaha lembaga tersebut sehingga dapat memberikan inspirasi baru kepada peserta magang untuk berwirausaha


2. Tujuan Khusus dan Target Kegiatan


2.1 Tujuan Khusus


Tujuan Khusus program kewirausahaan pada pada Lembaga Pendidikan Berkurikulun Standard Internasional I-Tutor Bangkalan adalah:

Melatih mahasiswa dengan ketrampilan teknik dasar mengajar bahasa Inggris, Science Dasar berbahasa Inggris, dan Matematika Dasar berbahasa pengantar bahasa Inggris yang berbasiskan pada multimedia
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam hal manajemen meengenai pengelolaan kursus, advertising dan peningkatan kualitas sumber daya manusia kursus tersebut
Memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat membuat rencana pembelajaran yang sistematik
Memberikan kemampuan baru kepada mahasiswa untuk dapat membuat rencana bisnis yang sesuai bidang/jurusan mereka disertai dengan analisis kelayakannya
Untuk dapat membangkitkan motivasi kewirausahaan mahasiswa, dan memacu motivasi kewirausahaan mahasiswa yang telah berminat menjadi wirausahawan pada bidang tersebut
Untuk membuka peluang dalam memperoleh pengalaman praktek kewirausahakan di bidang pendidikan bagi dosen pembimbing mahasiswa
Mengembangkan salah satu alternatif kewirausahaan sektor pendidikan dan bisnis yang sekaligus menciptakan keterkaitan dan kesepadanan antara Jurusan Sastra Inggris dengan pebisnis pendidikan khususnya Lembaga Pendidikan yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya


2.2. Target Luaran Kegiatan


Target luaran yang hendak dicapai dari program magang kewirausahaan pada lembaga kursus bahasa Inggris adalah:
Mahasiswa peserta magang mampu membuat rencana bisnis kursus/lembaga pendidikan berbasiskan bahasa Inggris dan multimedia yang dilengkapi dengan analisis kelayakannya
Mampu menguasai teknik pengajaran bahasa Inggris yang bervariasi, serta manajemen pengembangan usaha dari bekal kompetensi yang mereka kuasai di dalam kuliah
Mahasiswa peserta magang dapat mengestimasi peluang pasar, cara promosi, rekruitmen tenaga pengajar yang berkualitas, problem solving dalam menghadapi persaingan usaha

3. Manfaat


3.1. Manfaat bagi peserta magang adalah:
a. Mempunyai pengetahuan praktis sebagai ahli bahasa Inggris, pengajar bahasa Inggris dan sebagai pengusaha
b. Mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk mengakses informasi pasar yang meliputi jaringan promosi, penentuan biaya kursus, dan kebijakan mengenai honor tenaga pengajar
c. Mempunya pengetahuan dan kemampuan untuk membentuk jaringan usaha berupa join ventura

3.2. Manfaat bagi pengusaha mitra MKU


a. Pengusaha mitra MKU dapat memperoleh tenaga pengajar dan tenaga administrasi (Mahasiswa Magang) yang lebih kompeten dalam sisi keilmuannya
b. Pengusaha mitra MKU memperoleh penguatan dasar IPTEK (sistem manajemen) untuk disinergikan dengan pengetahuan dan pengalaman wirausahanya
c. Pengusaha mitra MKU memperoleh perluasan (calon) jaringan kemitraan (mahasiswa magang)

3.3. Manfaat bagi tim pelaksana


a. Tim pelaksana dapat memadukan pemahaman keilmuan bahasa Inggris dengan kenyataan bisnis sebagai bahan peningkatan dan perluasan materi kuliah
b. Tim pelaksana dapat memperoleh pengalaman praktis dalam berwirausaha
c. Tim pelaksanana dapat melakukan akses ke kalangan pebisnis pendidikan berbasiskan bahasa Inggris dan multimedia
d. Tim pelaksana dapat menyusun strategi pengembangan usaha

3.4. Manfaat bagi Perguruan Tinggi


a. Mempunyai keterkaitan dan kesepadanan dengan bisnis pendidikan
b. Memperoleh performa yang lebih fleksibel untuk bisa bekerja sama dengan pebisnis pendidikan berbasiskan bahasa Inggris dan multimedia
c. Mendapat pengalaman praktis untuk pengembangan IPTEK terapan

4. Justifikasi Pemilihan Lembaga Pendidikan Mitra Tempat Magang


Program Magang Kewirausahaan (MKU) dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Swasta dan bukan pada Lembaga Pendidikan Negeri didasarkan pada beberapa hal:
Program Studi Sastra Inggris Unijoyo adalah program studi yang berbasiskan pada keilmuan murni serta bukan berbasiskan pada pendidikan. Dengan magang di lembaga pendidikan diharapkan akan dapat memberikan pengetahuan baru kepada peserta magang dari Program Studi Sastra Inggris tentang teknik dasar mengajar bahasa Inggris yang baik, keilmuan yang selama ini ditekuni oleh peserta magang dibangku kuliah.
Materi Koperasi dan kewirausahaan yang diajarkan kepada peserta magang yang berasal dari jurusan manajemen butuh untuk diterapkan, namun sayangnya tempat untuk menerapkan mata kuliah tersebut masih terbatas di Universitas Trunojoyo. Dengan dimagangkannya peserta magang di Lembaga Pendidikan Swasta diharapkan akan mampu memberikan kesempatam kepada mereka untuk berlatih mengaktualisasikan jiwa kewirausahaan yang dimiliki peserta magang.
Lembaga Pendidikan Swasta orientasi utamanya adalah profit, sehingga manajemennya tertata baik dan rapi. Dibandingkan Lembaga Pendidikan Negeri, insting bisnis dan kewirausahaan Lembaga Pendidikan Swasta terlihat lebih menonjol.
Program Magang Kewirausahaan (MKU) dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Berkurikulum Standard Internasional I-Tutor Bangkalan tepatnya di PERUMDA, Desa Mlajah Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan dengan pertimbangan bahwa Lembaga ini adalah lembaga yang telah mapan karena merupakan jaringan francise dari I-Tutor Jakarta. I-Tutor ini memiliki keistimewaan dibanding lembaga lain karena lembaga ini memiliki kurikulum yang jelas, dan telah banyak dipuji oleh para pakar pendidikan Asia Tenggara.
I-Tutor telah direkomendasikan untuk diterapkan disekolah-sekolah formal oleh Ministry of Education Singapura karena telah terbukti keunggulannya. I-tutor juga telah menyebar hampir ke seluruh negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand, Hongkong, Jepang, dan Indonesia
Di Kabupaten Bangkalan, I-Tutor resmi dibuka pada tahun 2007 di Jalan Cempaka 20 Perumda Bangkalan. Meskipun terhitung masih muda, namun terus berkembang dengan pesat hingga sekarang. Dalam hitungan bulan, lembaga ini telah memiliki siswa aktif lebih dari 70 orang yang tersebar dalam beberapa level. Lembaga ini didukung oleh 6 orang tenaga pengajar dan 1 orang teknisi yang merangkap sebagai tenaga pengajar, dan 1 orang staf administrasi yang juga merangkap sebagai salah satu pemegang modal Lembaga Pendidikan ini
Lembaga ini dilengkapi dengan fasilitas multimedia yang cukup lengkap yaitu komputer dengan program resmi I-tutor yang menjadi alat bantu mengajar utama pada lembaga ini, LCD proyektor dan sound system sebagai pendukung audio, dan laptop yang seringkali dijadikan sarana utama untuk promosi ke sekolah-sekolah ataupun tempat-tempat lainnya.
Kemajuan usaha tersebut membuktikan keuletan, ketekunan dan profesionalitas pimpinan dan karyawan dalam mengelola lembaga pendidikan tersebut. Hal ini tentu saja sangat baik bagi mahasiswa untuk dijadikan contoh sebagai calon wirausahawan baru.
Lembaga pendidikan ini melayani permintaan belajar dari berbagai macam lapisan masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari beraneka ragamnya latar belakang siswa I-Tutor. Sebagian besar memang berasal dari kalangan siswa sekolah dasar, namun ada pula beberapa kelas yang siswanya berasal dari dosen-dosen akademi kebidanan Bangkalan yang berminat belajar bahasa Inggris dengan menggunakan pendekatan science dari segi medis.


5. Informasi tentang Pengusaha Mitra


5.1 Program Pendidikan Yang Ditawarkan.
Lembaga pendidikan ini menawarkan empat program yang berbeda dan setiap program terdiri dari beberapa level Adapun program tersebut antara lain:


English dari Level 1 sampai dengan Level 6 Math in English dari level 1 sampai dengan Level 6 Mandaring Language dari Level 1 sampai dengan 6 Science dari Level 1 sampai dengan 6 IT Knowledge


5.2 Biaya pendidikan di I-Tutor
Biaya belajar di I-tutor tiap levelnya sama dan dibayarkan pada akhir bulan sebesar 100.000 rupiah per-siswa. Khusus untuk siswa yang berasal dari dosen-dosen akademi kebidanan, biaya belajar mengalami kenaikan yaitu sebesar 150.000 per-siswa.


5.3 Kondisi Manajemen
I-Tutor Bangkalan mempunyai seorang kepala sekolah yang bertanggungjawab terhadap pengembangan usaha, sistem perekrutan tentor, promosi dan penentuan biaya belajar siswa. Karyawan/Tenaga pengajar bertanggungjawab pada tugas-tugas yang diembankan pada mereka, seperti mengajar dan promosi ke sekolah-sekolah.
Manajemen I-Tutor masih terbilang sederhana. Sarana yang dipakai untuk proses administrasi masih terbilang manual. Meskipun memiliki dua komputer, database siswa masih terdata dalam bentuk buku induk dan bukan menggunakan sistem komputerisasi. Walaupun demikian, proses administrasi lembaga ini masih tetap berjalan dan tertata dengan baik.

5.4 Fasilitas Komunikasi
a. Alamat kampus I-Tutor net Jl. Cempaka 20 PERUMDA Bangkalan
b. Telp.(031) 3092706, (031) 3094555, 085655409922
5.5 Kondisi dan Lingkup Pemasaran
Promosi I-tutor dilakukan di wilayah Kabupaten Bangkalan, dengan cara melakukan presentasi-presentasi di sekolah-sekolah atau acara-acara resmi yang memang diadakan untuk promosi I-Tutor di kabupaten tersebut.


6. Institusi Penyelenggaraan dan Peserta
Kegiatan magang kewirausahaan (MKU) ini diselenggarakan dan dikoordinir oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Trunojoyo. Pelaksanaan MKU ditangani oleh tim pelaksana yang terdiri atas, ketua pelaksana, anggota pelaksana, dosen pembimbing, pembimbing lapang serta mahasiswa.


7. Kegiatan-kegiatan Selama Magang
7.1 Pengumuman
Program MKU diumumkan kepada mahasiswa semester III dan V Program Studi Sastra Inggris Universitas Trunojoyo terutama mahasiswa yang telah menempuh main kuliah Listening III, Speaking III, Grammar III, dan Reading Comprehension III, serta mahasiswa semester V Jurusan Manajemen yang telah menempuh matakuliah Koperasi dan Kewirausahaan. Mahasiswa yang berminat mengikuti program mendaftarkan diri ke Jurusan Sastra Inggris. Pengumuman adanya program dan pembukaan pendaftaran dilaksanakan pada tanggal 04 Mei dan ditutup 14 Mei jam 15.00 WIB.
7.2 Seleksi
Dari 34 mahasiswa pendaftar program magang kewirausahaan, tersaring 10 mahasiswa yang lolos seleksi administratif, dan dari 10 mahasiswa tersebut diseleksi lagi melalui interview dan didapat 6 mahasiswa terbaik dari program Studi Sastra Inggris dan Manajemen. Dua tahap seleksi ini berdasaran pada minat, motivasi, kepribadian, kesehatan fisik, kemampuan analisis, minimal nilai B pada mata kuliah Listening III, Speaking III Grammar III dan Reading Comprehension III (Prodi Sastra Inggris) dan B pada matakuliah Koperasi dan kewirausahaan (Prodi Manajemen). Tujuan diadakannya dua tahap seleksi ini adalah untuk mendapatkan peserta magang yang benar-benar memiliki kemampuan dan ketrampilan setelah sanggup melaksanakan magang kewirausahaan untuk menjadi mitra atau wirausahawan di bidang Lembaga Pendidikan berbasis bahasa Inggris. Seleksi ini dilaksanakan pada hari Jum’at 15 Mei 2009 pukul 10.00 WIB di ruang SAC Universitas Trunojoyo.


Sumber Oleh:
Iqbal Nurul Azhar, S.S
Salim Anshori, S.S


IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA

Tidak semua perubahan akan membawa perbaikan, tapi tanpa perubahan tidak akan pernah ada perbaikan. Untuk melakukan perubahan, diperlukan keberanian


1. Ide Kewirausahaan


Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara :


1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat


Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :


1. Resiko pasar atau persaingan
2. Resiko financial
3. Resiko teknik


Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa menjadi peluang? Jawaban atas pertanyaan ini, diantaranya :


1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan caracara/ metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 2
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan suatu pekerjaan


2. Sumber Peluang Potensial


Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil.


Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut ;


1. Menciptakan produk baru dan berbeda
2. Mengamati pintu peluang
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
4. Menaksir biaya awal
5. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi


3. Orientasi Eksternal dan Internal


Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya - sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.


Orientasi Eksternal didapat dari :


1. Konsumen
2. Perusahaan yang sudah ada
3. Saluran distribusi
4. Pemerintah
5. Penelitian dan Pengembangan


Orientasi Internal didapat dari :


Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu : IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 3


1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan
2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalahmasalahnya
3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan


Proses inovasi :


1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
3. Menguraikan masalah-masalah
4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang Berhubungan
7. Mencari pemecahan sementara
8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati
9. Bergerak terus jika semuanya baik
10. Mencapai keberhasilan

4. Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :


• _ Kebutuhan akan sumber penemuan
• _ Membuat inovasi baru
• _ Sesuai keahlian
• _ Hobi atau kesenangan pribadi
• _ Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
• _ Memanfaatkan koneksi dan relasi
• _ Mengamati kecenderungan-kecenderungan
• _ Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada

IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 4


• _ Mengapa tidak terdapat ?
• _ Kegunaan lain dari barang-barang biasa
• _ Pemanfaat produk dari perusahaan lain
• _ Usaha Warisan
• _ Ikut-ikutan
• _ Coba-coba

5. Pemilihan Bidang Usaha


Ada beberapa hal yang bisa Anda gunakan sebagai patokan awal dalam memilih suatu bidang usaha yang akan Anda tekuni dalam jangka panjang:


1. Lihat karakter usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi Anda Anda perlu mengenali karakter bidang usaha Anda. Tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter dasar Anda sesuai dengan karakter usaha Anda.


2. Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut Merupakan syarat mutlak bahwa seseorang harus menyukai usaha yang akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha akan membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam menjalankannya sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang baik. Disini, memulai usaha dari hobi bisa menjadi pertimbangan Anda. Karena hobi biasanya merupakan suatu hal yang disukai, maka hobi bisa berpotensi menjadi usaha yang berhasil. Tentunya dengan berbagai tambahan analisa lainnya.


3. Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut Sangat penting bagi kita untuk mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat apakah kita mampu menjalankan usaha tersebut. Kita bisa mengukur kemampuan kita dengan mengadakan beberapa analisa atau riset sederhana mengenai usaha tersebut, kemudian hasilnya dibandingkan IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 5 dengan kemampuan kita. Beberapa poin dalam analisa atau riset yang bisa dijadikan ukuran kemampuan kita adalah :
_ Kemampuan modal usaha kita
_ Kemampuan dalam hal keahlian kita
_ Kemampuan kita membagi waktu (terutama bagi Anda yang masih kuliah)
_ Kemampuan kita untuk mengimbangi dinamika dunia usaha sekaligus mengantisipasi persaingan yang ketat
_ Dan lain-lain

4. Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut Dalam memilih bidang usaha yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus memperhitungkan berapa pengembalian modal (return) yang akan Anda dapatkan dari usaha tersebut. Hasil perhitungan tersebut haruslah dibandingkan dengan ririko-risiko yang mungkin terjadi. Jika dari perhitungan awal saja, usaha tersebut sudah nampak tidak layak dijalankan, buat apa Anda memaksakan diri?


Hal lain yang perlu dilihat adalah kemungkinan bidang usaha tersebut untuk terus berkembang baik dari segi besaran pasar maupun kemungkinan terciptanya cabang-cabang bidang usaha yang saling berkaitan. Contohnya tumbuhnya industri ponsel mendorong banyaknya toko ponsel, aksesoris ponsel, kios voucher isi ulang, download ringtone dan sebagainya. Hati-hati jika Anda memilih bidang usaha yang meskipun Anda kuasai betul, namun sudah tampak jenuh atau cenderung menyusut pasarnya. Bisa-bisa usaha Anda akan sulit berkembang nantinya.


5. Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk :
• Tahap Gagasan
• Tahap Konsep
• Tahap Pengembangan Produk
IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 6
• Tahap Uji Pemasaran
• Tahap Komersialisasi
•Tahap-tahap pendirian usaha


6. Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk :
_ Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki.
_ Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.
_ Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.
_ Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya.
_ Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses.


7. Arti Penting Orientasi Pemasaran
_ Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing
_ Wirausahawan harus berorientasi konsumen


8. Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru
_ Kurangnya obyektivitas
_ Kurangnya kedekatan dengan pasar
_ Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
_ Diabaikannya kebutuhan financial
_ Kurangnya diferensiasi produk
IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 7
_ Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai
Peluncuran usaha baru Yang harus dilakukan oleh wirausahawan adalah :
• Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari gagasan bagi produk atau jasa
• Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki
• Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses
• Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi pengembangan dan produksi
• Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau jasa
• Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu yang membedakannya dari pesaing
• Melindungi gagasan kreatif melalui hak paten, hak cipta, merek dagang dan merek jasa

Bahan ini disadur dan disarikan dari:
Masykur Wiratmo, 1994, Kewirausahaan: Seri diktat kuliah, Gunadarma, Jakarta.
Mas’ud & Mahmud Machfoedz, 2004, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Winardi, 2003, Entrepreneur & Entrepreneurship, Kencana, Jakarta.
Rambat Lupiyoadi, 2007, Entrepreneurship: From mindset to strategy, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Suryana, Kewirausahaan, 2006, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat


DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan danperilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang denganberbagai resiko yang mungkin di hadapinya. Bila dalam konteks bisnis kewirausahaan adalahhasil dari suatu disiplin serta sistematis penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memenuhikebutuhan dan peluang di pasar.


Dahulu kewirausahaan dianggap dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangandan merupakan bakat yang di bawa sejak lahir yang tidak dapat di pelajari dan di ajarkan.Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya denganpendidikan sehingga orang-orang dapat mengenal potensi dan belajar mengembangkannyauntuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya.Sehingga untuk menjadi wirausaha yang sukses tidak hanya memiliki bakat saja tetapi harusdi bekali dengan pengetahuan dari segala aspek usaha yang di tekuninya.


Kewirausaan telah berkembang di negara Barat khususnya Eropa, dengan kewirausahaan itusendiri memiliki banyak tanggung jawab antara lain tangung jawab dalam mengambilkeputusan yang menyangkut kepimpinan teknis, kepempimpinan organisasi dan komersial,penyediaan modal, penerimaan dan pengangan tenaga kerja, pembelian, penjualan,pemasangan iklan dan lain-lain. Kemudian pada awal tahun 50-an berkembang di daratanAmerika.


Sejalan dengan tuntuan perubahan yang cepat pada paradigma petumbuhan yang wajar danperubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan persaingansehingga sekarang mengalami perubahan paradigma di pendidikan. Menurut seorang pakar pendidikan kewirausahaan telah di ajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yangindependen karena :


1. kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata yaitu terdapat teorikonsep dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki 2 konsep : permulaan dan perkembangan usaha, yang jelastidak masuk dalam kerangka pendidikan manajamen umum yang mesisahkan antaramanajemen dan kepemilikan usaha.
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memilki objek tersendiri dengankemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatanatau kesejahterasaan rakyat yang adil dan makmur.


Sama halnya dengan ilmu manajemen yang berkembang di bidang industri pada awalnya danberkembang lagi di berbagai ilmu begitu juga dengan kewirausahaan yang berkembang diberbagai bidang yang pada awalnya hanya di bidang perdangan. Dalam bidang tertentukewirausahaan telah menjadikan kompetinsi inti dalam menciptakan perubahan,pembaharuan dan kemajuan sehingga tidak hanya dapat di gunakan sebagai kiat-kiat bisnisjangka pendek tetapi juga untuk menciptakan peluang.


Dalam bidang bisnis akan menjadisukses bila meiliki kreativitas dan inovasi. Melalui kreatif dan inovasi dapat menciptakannilai tambah atas barang dan jasa karena melalui kedua proses terebut menciptakankeunggulan bersaing. Demikian juga di berbagai bidang manapun kemajuan-kemajuantertentu dapat di ciptakan oleh orang-orang yang memiliki semangat serta jiwa kreatif daninovatif. Dalam era seperti sekarang di butuhkan pemerintah yang berjiwa wirausahaankarena dengan memiliki jiwa kewirausahaan maka birokrasi dan intuistusi akan memilikimotivasi optisisme dan berlomba untuk menciptakan cara-cara yang lebih efesien, efektif,inovatif, fleksibel dan adaptif.


Objek Studi Kewirausahaan


Nilai dan kemampuan seseorang yang di wujudkan dalam bentuk perilaku yang manameliputi :


1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dengan memerlukan adanya prosesperenungan dan koreksi yang kemudian di baca dan di amati berulang-ulang sampaidi pahami apa yang menjadi kemauannya.
2. Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang besar
3. Kemampuan berinisiatif untuk mengerjakan sesuatu yang baik tanpa di suruh/menunggu perintah orang yang di lakukan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa.
4. Kemampuan berinovasi yang melahirkan kreativitas dan dibiasakan inovatif dalamdiri yang dapat dijadikan perangkat dalam menyajikan barang dan jasa bagikemakmuran masyarakat.
5. Kemampuan membentuk modal materi, sosial dan intelektual


Tujuan Pembentukan Kewirausaan

Tujuan Kewirausahaan


Bahan ajar mata diklat Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkan di Sekolah-sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, dan di berbagai kursus bisnis. Di dalam pelajaran Kewirausahaan, para siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat.


Agar lebih jelas, di bawah ini diuraikan tujuan dari Kewirausahaan, sebagai berikut:


1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk meng 7asilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan'orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.


Ruang Lingkup Kewirausahaan


Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali. Secara umum, ruang lingkup kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan secara rinci ruang lingkup kewirausahaan, bergerak dalam bidang:


a. Lapangan agraris
1) Pertanian
2) Perkebunan dan kehutanan

b. Lapangan perikanan
1) Pemeliharaan ikan
2) Penetasan ikan
3) Makanan ikan
4) Pengangkutan ikan


c. Lapangan peternakan
1) Bangsa burung atau unggas
2) Bangsa binatang menyusui

d. Lapangan perindustrian dan kerajinan
1) Industri besar
2) Industri menengah
3) Industri kecil
4) Pengrajin
• Pengolahan hasil pertanian
• Pengolahan hasil perkebunan
• Pengolahan hasil perikanan
• Pengolahan hasil peternakan
• Pengolahan hasil kehutanan


e. Lapangan pertambangan dan energi


f. Lapangan perdagangan
1) Sebagai pedagang besar
2) Sebagai pedagang menengah
3) Sebagai pedagang kecil


g. Lapangan pemberi jasa
1) Sebagai pedagang perantara
2) Sebagai pemberi kredit atau perbankan
3) Sebagai pengusaha angkutan
4) Sebagai pengusaha hotel dan restoran
5) Sebagai pengusaha biro jasa travel pariwisata
6) Sebagai pengusaha asuransi, pergudangan, perbengkelan, koperasi, tata busana, dan lain sebagainya.


Tenaga wirausaha merupakan salah satu unsur yang ikut serta dalam mencapai cita-cita nasional, yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur, baik material, maupun spiritual. Partisipasi masyarakat dan para wirausaha perlu ditingkatkan, guna mencapai cita-cita tersebut. Tenaga-tenaga para wirausaha adalah tenaga pelopor pembangunan dan pejuang nasional,untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran.


Sadarilah bahwa lapangan kerja wirausaha itu begitu luas ruang lingkupnya dan perlu mendapat perhatian kita bersama dan perlu kita isi. Dengan terisinya lapangan kerja tersebut maka tingkat sosial ekonomi masyarakat, bangsa, dan negara akan meningkat. Tenaga-tenaga wirausaha harus dapat memajukan lingkungannya. Para wirausaha merupakan pejuang, pencipta, pengusaha, dan juga sebagai organisator pendekar bisnis, niaga, industri, dan kebudayaan.


Keberanian untuk membentuk kewirausahaan di sekolah harus didorong oleh guru-guru, khususnya oleh guru yang memberikan mata diklat Kewirausahaan, agar mereka berminat untuk menjadi wirausaha. Dorongan untuk membentuk wirausaha, juga datang dari orang tua, teman sepergaulan, lingkungan famili, para sahabat, dan lain sebagainya.


Di dalam mengatasi persoalan tenaga kerja yang semakin banyak menganggur, caranya adalah dengan membuka lapangan wirausaha dan memasyarakatkan kewirausahaan. Akan tetapi banyak juga faktor psikologis yang membentuk sikap negatif, sehingga banyak para siswa kurang berminat untuk menjadi wirausahawan. Orang tua siswa banyak juga yang tidak menginginkan anakanaknya menekuni bidang kewirausahaan. Mereka berusaha mengalihkan perhatian anaknya untuk menjadi pegawai negeri. Padahal dengan adanya perubahan lingkungan bisnis dalam abad sekarang, telah banyak menuntut para wirausaha yang tangguh dan profesional.


Seperti kita ketahui bahwa wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan dan nilai tambah. Jadi, jika para siswa ingin menjadi wirausaha maka ia harus mempunyai sifat keberanian, keteladanan, dan berani mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Wirausaha tidak semata-mata dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak diinginkannya. Di samping itu wirausaha ingin menemukan arti baru bagi kehidupannya (Russel M. Knight, 1983).


Sumber : Sumber: http://umarstain.blogspot.com/2009/04/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup.html


Minggu, 30 Oktober 2011

Ide dan Peluang Dalam Kewirausahaan


Ide Kewirausahaan


Ketangguhan wirausaha sebagai penggerak ekonomi terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai barang yang lebih baik. Nilai dapat diciptakan dengan mengubah tantangan menjadi peluang. Peluang dapat diciptakan melalui ide-ide kreatif dan inovatif.


Agar ide menciptakan nilai potensial (peluang usaha) wirausaha perlu mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi dengan cara :


1.Pengurangan kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif.

2.Penyebaran risiko pada aspek yang paling mungkin.

3.Pengelolaan risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi


1.Risiko pasar atau pesaing

2.Risiko Finansial

3.Risiko teknik


Sumber-sumber Potensial Peluang


Sumber peluang potensial dapat digali dengan cara :


1. Menciptakan produk baru yg bebeda

2. Mengamati pintu peluang

3. Menganlisis produk dan proses secara mendalam

4. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi


Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan


Wirausaha adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda atau kemampuan kreatif dan inovatif.


Kemauan dan kemampuan ini diperlukan untuk :


1. Menghasilkan produk atau jasa baru

2. Menghasilkan nilai tambah baru

3. Merintis usaha baru

4. Melakukan proses baru

5. Mengembangkan organisasi baru


Kemampuan kewirausahaan meliputi :


1. Self knowledge

2. Practical knowledge

3. Search skill

4. Foresight

5. Imagination

6. Computation skill

7. Comunication skill


Ada 10 Kompetensi Kewirausahaan


1. Knowing Your Business

2. Knowing the basic business management

3. Having the proper attitude

4. Having adequate capital

5. Managing finances effectively

6. Managing time efficiently

7.Managing People


Sumber : www.google.com

Satisfying customer by providing high quality product Knowing how to compete Copying with regulations and paperwork

Pendidikan Karakter Bangsa


Dalam acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2010 yang lalu, Menteri Pendidikan Nasional menentukan tema “Pendidikan Karakter untuk Keberadaban Bangsa”. Sungguh menjadi satu kejutan tersendiri bagi banyak orang yang sudah lama melupakan konsep Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang saat ini sudah tidak lagi diajarkan kepada siswa dan hanya tinggal menjadi sebuah nama dalam perjalanan sejarah masa lalu.


Tema tersebut juga mendapat sambutan yang luar biasa karena dianggap sebagai satu kebangkitan pendidikan karakter di negeri ini, ketika negeri ini makin dipenuhi oleh banyak pelaku korupsi, makelar kasus, dan video mesum. Korupsi, makelar kasus dan video mesum telah menjadi isu keseharian yang ramai dibahas dalam acara televisi. Sungguh tema Hardiknas itu mengingatkan kita bahwa bangsa ini sudah menjadi bangsa yang tidak civilized lagi. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya membangun bangsa yang beradab melalui proses pendidikan.


Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional RI

FAKTOR-FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN


David C. McClelland, mengemukakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh:


1. Motif berprestasi (achivement)

2. Optimisme (optimism)

3. Sikap-sikap nilai (value attitudes)

4. Status Kewirausahaan (entrepreneurial status)


Ibnoe Soedjono dan Roopke, menyatakan bahwa proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi dari:


1. Property Right (PR)

2. Competenc/ability (C)

3. Incentive (I)

4. External Environment (E)


Kemampuan berwirausaha (entrprenuerial) merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian dalam menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.


MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN


Kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, didukung oleh kejadian pemicu, di implementasikan, dan akhirnya tumbuh berkembang.


CIRI-CIRI TAHAP PERMULAAN DAN PERTUMBUHAN KEWIRAUSAHAAN


Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri penting, yaitu:


1. Tahap imitasi dan duplikasi

2. Tahap duplikasi dan pengembangan

3. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda


Dari prosesnya, Zimerer, membagi tahap perkembangan kewirausahaan menjadi dua, yaitu:


1. Tahap awal (perintisan)

2. Tahap pertumbuhan

3. Tahap Awal (Start-Up)


Tahap Pertumbuhan


A. Tujuan dan Perencanaan


1. Kesinambungan tujuan dan rencana pokok (menciptakan ide-ide ke pasar).

2. Tumbuh sederhana, efisiensi, orientasi laba, dan rencana, dan rencana langsung untuk mencapainya.


B. Sifat atau Ciri-ciri Kunci Personal:


1. Memfokuskan pada masa yang akan datang.

2. Pengambilan resiko yang moderat dengan tingkat toleransi yang tinggi terhadap perubahan dan kegagalan.

3. Pengetahuan teknik dan pengalaman inovasi pada bidangnya.

4. Sama seperti tahap awal.

5. Kapasitas untuk menempa selama pertumbuhan cepat, kemurnian organisasi dan kemampuan berhitung.

6. Pengetahuan manajerial dan pengalaman dengan menggunakan orang lain dan sumber daya yang ada.


C. Struktur pola sederhana dan luas dengan jaringan kerja komunikasi yang luas secara horizontal.


1. Otoritas pengambilan keputusan dimiliki oleh wirausaha.

2. Informal dan sistem kontrol personal.

3. Struktur yang fungsional atau vertikal, akan tetapi saluran komunikasi informal sering digunakan.

4. Mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada manajer level kedua.

5. Kuasi formal (yaitu tidak terlalu kompleks atau bekerja sama) dalam beroperasi.


LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN


1. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas.

2. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang.

3. Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya.

4. Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.


FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA


Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:


1. Tidak kompeten dalam manajerial.

2. Kurang berpengalaman, baik itu kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.

4. Gagal dalam perencanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai.

6. Kurangnya pengawasan peralatan.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan:


1. Pendapatan yang tidak menentu.

2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi.

3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama.

4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.


KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BERWIRAUSAHA


Keuntungan berwirausaha:


1. Otonomi

2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi

3. Kontrol finansial


Kerugian berwirausaha:


1. Pengorbanan personal

2. Beban tanggungjawab

3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal


Sumber : Mata Kuliah Kewirausahaan, Teknik Informatika -Universitas Widyatama

PROSES TERBENTUKNYA WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN SERTA USAHA KECIL-MENENGAH


Perbedaan penekanan tentang studi mengenai kewirausahaan :


* Dalam teori ekonomi, ditekankan pada identifikasi peluang yang terdapat pada pasar serta membahas fungsi inovasi dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis sehingga mempengaruhi ekonomi agregat.


* Dalam ilmu psikologi, ditekankan untuk meneliti karakteristik kepribadian wirausaha.


* Dalam ilmu sosiologi, ditekankan pada pengaruh dari lingkungan sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha.


Teori Life Path Change


Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990) penyebab wirausaha terbentuk tidak melalui proses yang direncanakan yaitu karena :


* Negative displacement

* Being between things

* Having positive pull


Teori Goal Directed Behaviour


* Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu.


Teori Pengambilan Keputusan


* Pengambilan keputusan adalah perpaduan dari kegiatan berpikir, memilih dan bertindak (Moore,1964)


* Pengambilan keputusan adalah suatu proses berpikir dan bertindak yang bermuara pada pemilihan prilaku tertentu sesuai dengan keputusan yang diambil (MacCrimmon,1976 dalam Djoealin 1980)


* Seseorang dapat menjadi wirausaha tanpa harus memiliki faktor keturunan, selama dia rajin dan tekun mendalami keputusannya (Sukardi,1991)


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan :


* Faktor yang berasal dari situasi lingkungan keputusan itu sendiri

* Faktor yang berasal dari dalam diri si pengambil keputusan.

*Faktor yang berasal dari situasi lingkungan keputusan itu sendiri

Ada tiga kondisi lingkungan keputusan berstruktur buruk yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan :


* Lingkungan keputusan yang tidak pasti.


* Lingkungan keputusan yang kompleks.


* Lingkungan keputusan yang merupakan situasi konflik.


*Faktor yang berasal dari dalam diri si pengambil keputusan.


Menurut Taylor & Dunnete (1976), ada empat atribut psikologis yang mempengaruhi strategi keputusan :


* Kemampuan perseptual.

* Kapasitas informasi.

* Kecenderungan untuk mengambil resiko.

* Tingkat aspirasi.


Teori Outcome-Expectancy


* Outcome Expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konsekuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu (Bandura,1986)


Jenis Outcome Expectancy menurut Bandura


* Insentif Primer

* Insentif Sensoris

* Insentif Sosial

* Insentif yang berupa token ekonomi

* Insentif yang berupa aktivitas

* Insentif status dan pengaruh

* Insentif berupa terpenuhinya standar internal

Tujuan Proses Pembentukan Wirausaha


Ada empat model tahapan pembentukan yaitu :


* Deficit equilibrium

* Pengambilan keputusan menjadi wirausaha

* Goal Directed Behavior

* Pencapaian tujuan

* Insentif token ekonomi

* Insentif aktivitas

* Insentif sosial, status dan pengaruh

* Insentif terpenuhinya standar internal


Peran Pendidikan dalam Proses Pembentukan Wirausaha

,/br>

* Pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan wirausaha. Kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena ia lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan, kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalaman lapangan, perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan wirausaha (Churchill,1987)


Sumber : Blogger

Kewirausahaan dilihat dari Berbagai Sudut Pandang dan Konteks


Pandangan Ahli Ekonomi


Menurut ahli Ekonomi, wrausaha adalah orang yang mengombinasikan factor-faktor produksi sepertii sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan factor-faktor produski , sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.


Pandangan ahli manajemen


Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru (Marzui Usman, 1997 :3). Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinas unsure-unsur internal yang meliputi inovasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.


Pandangan Psikolog


Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.


Sumber : Drs Suryana, M.Si “Kewirausahaan, Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Meuju Sukses” , Penerbit Salemba Empat.


Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/2000474-kewirausahaan-dilihat-dari-berbagai-sudut


Sabtu, 29 Oktober 2011

Disiplin Ilmu Kewirausahaan


Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai , kemampuan , dan perilaku seseorang dalam menghadai tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin akan dihadapinya. Dalam konteks bisnis menurut Thomas w Zimmeerer (1996) “Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.


Dulu kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak manusia lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan tapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorgansasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu untuk menjadi wirausaha yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup tapi juga harus memeiliki pengetahuan tentang segala aspek yang akan ditekuninya.


Dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad 20, kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa Negara, misalnya di Belanda dikenal dengan nama “ondermer”, di Jerman dikenal dengan nama “unternehmer”. Di beberapa Negara, kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, penyedian moda, penerimaan dan penanganan tenaga kerja dan lain-lain. Kemudian pada tahun 1950an , penddikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa Negara seperti di Eropa, Amerika, dan Kanada. Sedangkan di Indonesia, pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau eperguruan tinggi tertentu.

,/br>

Sumber : Drs Suryana, M.Si. “Kewirausahaan, Pedoman Praktis : KIat dan Proses menuju sukses , “Penerbit Salemba Empat “


Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/2000473-disiplin-ilmu-kewirausahaan

Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)


* Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.


* Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.


* Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.


* Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.


* Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.


* Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.


* Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.


* Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.


Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :


* Jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan.


* Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.


* Selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !” dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.


Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :


1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.


2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.


3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.


4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.


5. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.


6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.


7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.


8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.


9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.


10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)


Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106 – 109), terdiri atas :


1. mau kerja keras (capacity for hard work)

2. bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)

3. penampilan yang baik (good appearance)

4. yakin (self confidence)

5. pandai membuat keputusan (making sound decision)

6. mau menambah ilmu pengetahuan (college education)

7. ambisi untuk maju (ambition drive)

8. pandai berkomunikasi (ability to communicate)

Sumber : Blog Ade S

Proses Kewirausahaan

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :


1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.


2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.


3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi


4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.


Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).


Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma, 2007 : 10 – 12) :


1. proses inovasi 2. proses pemicu 3. proses pelaksanaan 4. proses pertumbuhan


Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :


* mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan * pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana * SDM : tenaga kerja yang dipergunakan * kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha * organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki * kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC) * Pemasaran : lokasi dan tempat usaha


Sumber : Ade S

Jiwa dan Sikap Wirausaha

Kewirausahaan dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa, dan karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras, kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.


Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya. Ia bebas merancang, menentukan, mengelolah, mengendalikan semua usahanya. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif berdaya, bercipta, berkarya dalam rangka meningkatkan pendapatan untuk kegiatan usahanya atau kiprahnya.


Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadi, keluarga, masyarakat. Akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya untuk mecapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya.


Sumber : Blog Andriya Apriyana

Karakteristik Kewirausahaan


Wirausahawan yang unggul yang mampu menciptakan kreativitas dan inovasi sebagai dasar untuk hidup, tumbuh dan berkembang umumnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang merupakan proses jangka panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan. Beberapa karakteristik yang melekat pada diri wirausahawan (Zimmerer, and Scarborough, 1998; Kuratko & Hoodgets, 2007) sebagai berikut:


1. Desire for responsibility


Wirausaha yang unggul merasa bertanggungjawab secara pribadi atas hasil usaha yang dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan sumberdaya sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan sumberdaya tersebut untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam jangka panjang haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan. Kemampuan untuk menanggung risiko usaha se¬perti: risiko keuangan, risiko teknik adakalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu meminimalkan risiko.


2. Tolerance for ambiguity


Ketika kegiatan usaha dilakukan, mau-tidak mau harus berhubung¬an dengan orang lain, baik dengan karyawan, pelanggan, pe¬masok bahan, pemasok barang, penyalur, masyarakat, maupun aturan legal formal. Wirausaha harus mampu menjaga dan mem-pertahankan hubungan baik dengan stakeholder. Keberagaman bagi wirausaha adalah sesuatu hat yang biasa. Kemampuan un¬tuk menerima keberagaman merupakan .suatu ciri khas wirausaha guna menjaga kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan dalam jangka panjang.


3. Vision


Wirausaha yang berhasil selalu memiliki cita-cita, tujuan yang jelas kedepan yang harus dicapai secara terukur. Visi merupakan filosofi, cita-cita dan motivasi mengapa perusahaan hidup, dan wi¬rausaha akan menterjemahkan ke dalam tujuan, kebijakan, ang-garan, dan prosedur kerja yang jelas. Wirausaha yang tidak jelas visi kedepan ibarat orang yang berjalan tanpa arah yang jelas, se¬hingga kecenderungan untuk gagal sangat tinggi.


4. Tolerance for failurer


Usaha yang berhasil membutuhkan kerja keras, pengorbanan balk waktu biaya dan tenaga. Wirausaha yang terbiasa dengan kreativitas dan inovasi kadangkala atau bahkan sering mengalami ketidakberhasilan. Proses yang cukup panjang dalam mencapai kesuksesan tersebut akan meningkatkan kepribadian toleransi terhadap kegagalan usaha.


5. Internal locus of control


Didalam diri manusia ada kemampuan untuk mengendalikan diri yang dipengaruhi oleh internal diri sendiri. Wirausaha yang ung¬gul adalah yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dari dalam dirinya sendiri. Kerasnya tekanan kehidupan, persaingan binis, perubahan yang begitu cepat dalam dunia bisnis akan meningkatkan tekanan ke-jiwaan balk mental, maupun moral dalam kehidupan kesehari¬an. Wirausaha yang mampu mengendalikan dirinya sendiri akan mampu bertahan dalam dunia bisnis yang makin komplek.


6. Continuous Improvement


Wirausaha yang berhasil selalu bersikap positif, mengangap peng¬alaman sebagai sesuatu yang berharga dan melakukan perbaikan terus-menerus. Pengusaha selalu mencarihal-hal baru yang akan memberikan manfaat balk dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Wirausaha memiliki tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif yang akan membawa konsekuensi menguntungkan dimasa depan.


7. Preference for moderate risk.


Dalam kehidupan berusaha, wirausaha selalu berhadapan dengan intensitas risiko. Sifat wirausaha dalam menghadapi resiko dapat digolongkan ke dalam 3 macam sifat mengambil resiko, yaitu risk seeking (orang yang suka dengan risiko tinggi), moderat risk (orang yang memiliki sifat suka mengambil risiko sedang), dan risk averse (orang memiliki sifat suka menghidari risiko) Pada umumnya wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk memilih risiko yang moderate/sedang, di mana ketika mengambil keputusan memerlukan pertimbangan yang matang, hal ini seja¬lan dengan risiko wirausaha yang apabila mengalami kegagalan di tanggung sendiri. Wirausaha akan melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman pribadi yang disesuaikan dengan perubahan lingkungan (Zimmerer, and Scarborough, 1998)


8. Confidence in their ability to success.


Wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi untuk meiakukan banyak hal dengan balk dan sukses. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakin¬an kepercayaan untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis.


9. Desire for immediate feedback.


Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan usaha menunut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan. Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.


10. High energy level


Wirausaha pada umumnya memiliki energi yang cukup tinggi dalam melakukan kegiatan usaha sejalan dengan risiko yang ia tanggung. Wirausaha memiliki semangat atau energi yang cukup tinggi dibanding kebanyakan orang. Risiko yang harus ditanggung sendiri mendorong wirausaha untuk bekerja keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bergairah dan mampu menggu¬nakan daya geraknya, ulet tekun dan tidak mudah putus asa.


11. Future orientation


Keuntungan usaha yang tidak pasti mendorong wirausaha selalu melihat peluang, menghargai waktu dan berorientasi kemasa depan. Wirausaha memiliki kecenderungan melihat apa yang akan dilakukan sekarang dan besuk, tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dilakukan kemarin. Wirausaha yang unggui selalu berusaha memprediksi perubahan dimasa depan guna meningkat¬kan kinerja usaha.


12. Skill at organizing


Membangun usaha dari awal memerlukan kemampuan mengor¬ganisasi sumberdaya yang dimiliki berupa sumber-sumber ekono¬mi berujud maupun sumber ekonomi tak berujud untuk mendapat manfaat maksimal. Wirausaha memiliki keahlian dalam melaku¬kan organisasi balk orang maupun barang. Wirausaha yang ung¬gul ketika memiliki kemampuan portofolio sumberdaya yang cu¬kup tinggi untuk dapat bertahan dan berkembang.


13. High Commitment


Memunculkan usaha baru membutuhkan komitmen penuh yang tinggi agar berhasil. Disiplin dalam bekerja dan pada umumnya wirausaha membenamkan diri dalam kegiatan tersebut guna ke¬berhasilan cita-citanya. Scarborough, et.all (2006) mengungkap¬kan step, langkah terakhir seorang wirausaha untuk meningkat¬kan kreativitas pendorong kewirausahaan adalah “work, work, work,….”


14. Flexibility


Perubahan yang begitu cepat dalam dunia usaha mengharuskan wirausaha untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan apabila tetap ingin berhasil. Kemampuan beradaptasi dengan per¬ubahan lingkungan merupakan modal dasar dalam berusaha, ber-tumbuh dan sukses. Fleksibilitas berhubungan dengan kolega se¬perti; kemampuan menyesuaikan diri dengan perilaku wirausaha lain, kemampuan bernegosiasi dengan kolega mencerminkan kompentensi wirausaha yang unggul.


Sumber : Program Pasca Sarjana IKJ