Rabu, 10 November 2010

Pengaruh inflasi terhadap laba perusahaan


Perekonomian terus memberikan sinyal buruk. Hal itu tercemin dari menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, meningkatnya inflasi, suku bunga, ancaman terhadap Anggaran Pendapatan dan belanja negara (APBN) akibat harga minyak dunia yang melambung tinggi, kenaikan harga BBM, dan sebagainya.
Dari serangkaian kejadian tersebut, sebenarnya apa yang paling berpengaruh bagi kehidupan kita sehari-hari? Yang membuat kita risau adalah tingkat inflasi yang dapat dipastikan akan meningkat. Harga-harga barang dan jasa yang biasa kita konsumsi atau beli akan naik. Dalam keadaan seperti ini, dengan asumsi penghasilan kita cenderung tetap, daya beli kita akan menurun. Solusi terbaik untuk menyikapi keadaan demiakian adalah berusaha agar pengeluaran dapay dihemat sejauh mungkin, sementara di sisi lain meningkatkan pendapatan dengan cara melakukan investasi yang lebih menguntungkan, atau mencoba untuk mencari penghasilan tambahan lainnya.
Dari sudut aktiva perusahaan, inflasi cenderung meningkatkan nilai pasar aktiva. Nilai penggantian (replacement cost) aktiva akan meningkat, juga nilai jual aktiva tetap yang telah habis masa penyusutannya.
Dari sudut laba, kenaikan inflasi dapat meningkatkan laba akuntansi. Mengapa ? hai ini terutama terjadi pada perusahaan perusahaan yang memiliki fleksibelitas harga seperti perusahaan yang menghasilkan kebutuhan hidup sehari-hari. Sering kita lihat laporan keuangan perusahaan menunjukkan kenaikkan inflasi diikuti dengan naiknya laba suatu perusahaan.

sumber :pikiran-rakyat.com, 11 september 2005

Pendapat :
menurut saya pengaruh inflasi terhadap laba perusahaan sangat berkaitan karena walaupun sedang terjadi inflasi, Perusahaan masih tetap bisa mendapatkan laba (keuntungan). Inflasi diartikan sebagai keadaan dimana harga-harga pada suatu barang naik. Dari kenaikkan inilah perusahaan memanfaatkan peluangnya untuk mengambil keuntungan. Seperti halnya contoh diatas, pada tahun 1994 mobil kijang dapat kita beli dengan harga 40 juta. Sedangkan 4 tahun kemudian 1998, mobil kijang dapat dijual dengan harga 60 juta. Disini bisa kita lihat, dalam waktu 4 tahun saja , inflasi dapat menembus angka 20 juta. Bagaimana rakyat tidak dirugikan? Ini baru mobil (kebutuhan tersier) apalagi kalau kebutuhan pokoknya?  Seharusnya bagi perusahaan-perusahaan besar, disaat inflasi, mereka tetap menaikkan harga barang yang mereka produksi tetapi soal laba (untung) mereka tidak mengambil terlalu besar, karena kalau inflasi saja harga barang sudah mahal, apalagi kalau ditambah dengan keuntungan yang besar , pasti imbasnya barang perusahaan tersebut tidak laku terjual. Jalan keluar untuk menyikapi inflasi yaitu dengan menghemat pengeluaran dan
meningkatkan pendapatan dengan cara investasi yang lebih menguntungkan / dengan membuka usaha lain yang tidak sulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar